“Tapi proses pendataan masih terus berlangsung. Sejauh ini di Kabupaten Agam sudah ada 100 kepala keluarga yang menyatakan siap untuk direlokasi menempati rumah yang disiapkan itu,” kata dia.
Ia memastikan, opsi relokasi menempati rumah baru tersebut diprioritaskan kepada warga yang terdampak langsung bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi, pada Sabtu (11/5).
Keselamatan menjadi alasan utama mengapa para korban harus direlokasi dari tempat tinggal sebelumnya oleh pemerintah. Jika tidak, kata dia, sudah dapat dipastikan mereka akan mengalami hal serupa pada kemudian hari bila tetap menempati sepadan aliran sungai berhulu di Gunung Marapi itu.
Tak hanya itu, ia memaparkan, pemerintah menyepakati untuk membangun sebanyak 56 unit Sabo Dam pada aliran sungai berhulu di Gunung Marapi, pengerjaan nya dimulai tahun ini.
Sabo Dam merupakan infrastruktur bendungan yang mampu menahan material vulkanik Gunung Marapi tidak mengalir ke hilir arah permukiman penduduk, sehingga dapat mengurangi potensi bahaya bencana banjir lahar dingin di Sumatera Barat. (rdr/ant)