PADANG, RADARSUMBAR.COM – Pembangunan Stadion Utama Sumbar (SUS) hingga saat ini masih belum selesai dikerjakan. Kendala anggaran menjadi faktor utama.
Stadion ini berada di Sikabu, Kabupaten Padang Pariaman. Mulai dibangun sejak tahun 2018, stadion ini direncanakan memiliki kapasitas 40.000 penonton dengan luas bangunan 48.454 meter persegi.
Mabruri Tanjung sebagai Ketua Relawan Pro Buya yang tersentak viralnya stadion ini lantas angkat bicara. Dia mengatakan, dengan landscape yang memukau, stadion ini harusnya tidak kalah indah dengan Sirkuit Mandalika.
Stadion ini apabila sudah selesai dikerjakan harusnya menjadi salah satu stadion sepakbola terbaik di Indonesia, tidak kalah dari stadion-stadion sepakbola besar lain yang ada di Indonesia.
“Ini diharapkan bisa menjadi stadion untuk pertandingan sepakbola untuk Liga 1 Indonesia dan pertandingan sepakbola Internasional yang sangat representatif,” ucap Tanjung kepada media ini, Kamis (3/10/2024).
Dengan diselesaikannnya pembangunan stadion ini dan dikelola sebagaimana mestinya, keberadaan stadion ini tentunya akan menaikkan nama Sumatera Barat di kancah sepakbola nasional dan internasional.
“Meningkatkan pendapatan daerah dan ekonomi masyarakat serta memotivasi generasi muda Sumbar untuk menjadi pemain sepakbola profesional,” sambung Mahdiyal Hasan selaku Ketua Relawan Garuda Hitam.
Dua Ketua Relawan Pemenangan Mahyeldi-Vasko ini menyebut, statemen tersebut berdasarkan hasil diskusi dengan elemen masyarakat Sumbar saat berkampanye di lapangan.
Mereka mendorong Mahyeldi-Vasko, jika terpilih agar menjadikan penyelesaian pembangunan Stadion Utama Sumbar ini sebagai program unggulan dan menamainya dengan Stadion Gelora Bung Hatta.
“Kita masyarakat Sumbar tentunya sangat tahu dan bangga dengan putra daerah kita Bung Hatta yang menjadi satu dari dua Bapak Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia.”
“Kebesaran nama beliau sebagai Proklamator dan Pahlawan Bangsa harus direpresentasikan di provinsi kita dengan menjadikan nama beliau menjadi nama Stadion Utama Sumbar yang kedepannya akan menjadi kebanggaan Urang Awak.”
“Kalau di tanah Jawa ada stadion Gelora Bung Karno, di tanah Sumatera ada Stadion Gelora Bung Hatta,” timpal Mabruri Tanjung yang juga mantan Presiden BEM UBH dan juga Koordinator Daerah Relawan Mahyeldi-Vasko Kabupaten Kepulauan Mentawai dibawah Koordinasi Ketua Relawan Pusat Mahyeldi Vasco Muhammad Zuhrijul (Mak Etek).
Dia menambahkan, semua masyarakat Sumbar, baik yang berada di ranah ataupun di rantau harus mendorong hal ini direalisasikan oleh pemerintahan Provinsi Sumbar periode berikutnya.
“Apabila, Mahyeldi-Vasko menang di Pilgub Sumbar 2024, kita bersama harus mengawal ini untuk dapat direalisasikan dan menjadi legacy (warisan), kebanggan pemerintahan mereka.”
“Ini menjadi catatan sejarah penting di Sumatera Barat dan di Indonesia,” sambung Mahdiyal Hasan yang juga salah satu pendiri dan Ketua Pertama TIDAR Sumbar, organisasi kepemudaan Partai Gerindra.
Kemudian, Ketua Relawan Mahyeldi-Vasko ini juga berpesan, dalam pepatah Minangkabau mengatakan “mamiliah pemimpin haruslah yang bakaniang laweh badado lapang”.
Artinya, seorang pemimpin yang dipilih haruslah pemimpin yang bisa menjadi panutan secara moral dan agama. Berkening luas bermakna bijaksana, memiliki keluasan wawasan dan ilmu pengetahuan, inovatif dan kreatif. Lalu. berdada lapang bermakna sabar, ikhlas dan tidak suka mendzalimi orang lain.
Dengan menjadikan pepatah minang ini menjadi salah satu indikator penting bagi masyarakat sumbar memilih calon pemimpin daerah di Sumbar baik di kabupaten/kota maupun provinsi.
“Kita semua berharap kedepan Provinsi Sumatera Barat dapat menjadi provinsi yang cerdas dan BerAkhlak,” tutup Mahdiyal. (rdr)