Sementara itu, Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Sumatera Barat, Nasirman Chan mengatakan, sebaran informasi yang tidak memiliki batas di medsos pada satu sisi bisa menjadi positif dengan mempromosikan destinasi wisata.
“Tapi pada sisi lain ternyata juga bisa berakibat negatif. Salah satu contohnya adalah informasi bencana yang sangat banyak dan viral membuat penerimaan yang salah pada sebagian besar calon wisatawan,” katanya.
Banyak calon wisatawan, katanya, yang membatalkan rencana perjalanan ke Sumbar karena informasi sepotong-sepotong di medsos. Mereka berasumsi semua destinasi wisata di Sumbar terimbas bencana.
“Kami berharap dengan informasi positif dan komprehensif tentang pariwisata Sumbar melalui media arus utama bisa membangkitkan kembali keinginan calon wisatawan untuk datang ke Sumbar,” katanya.
Apalagi, katanya, pelaku industri wisata juga sudah merumuskan sejumlah jalur kunjungan yang aman dan nyaman bagi wisatawan yang datang ke Sumbar.
“Pemprov Sumbar bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dispar dan Dinas Perhubungan (Dishub) juga sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi agar wisatawan bisa tetap nyaman berwisata di Sumbar meski sebagian kecil destinasi wisata terdampak bencana,” tuturnya. (rdr/ant)