“Intinya adalah, kalimat yang muncul seorang Almarhum Afif Maulana kepada Aditya, karena itu pernyataan Aditya yang mengatakan Afif mengajak dirinya untuk mencebur ke sungai. Korelasinya apa sekarang? Saya belum bisa menyimpulkan sekarang, lidik dan sidik belum selesai. Tapi kan boleh jadi, masuknya Afif Maulana ke sungai itu ada akibat lain kami kan memeriksa lagi secara mendalam,” katanya.
Selain itu, kata Suharyono, dirinya tidak akan pernah mempercayai apapun asumsi yang berkeliaran terkait kematian Afif Maulana sebelum penyelidikan dan penyidikan selesai dilakukan.
“Dari mana dia tahu? Makanya kami akan periksa dahulu, kami amankan dahulu orang yang memviralkan berita ini. Bagaimana kesaksiannya, dia melihat, mengetahui, kan begitu saksi. Namun, sekali lagi kami berbelasungkawa terkait kejadian ini, secara internal kami telah memeriksa 30 orang ini,” katanya.
Petugas kepolisian yang berada di TKP, katanya, mengamankan barang bukti dan remaja yang diduga tawuran itu ke Polsek Kuranji hingga dibawa ke Polda Sumbar.
“Polisi sibuk mengamankan 18 anak-anak ini, tidak tahu Afif berada di bawah jembatan itu. Pengakuan Aditya, dia diajak Afif untuk mencebur ke sungai, namun Aditya mengajak untuk menyerahkan diri saja ke polisi. Tujuh jam berselang ditemukan mayat Afif di sungai dan pertama kali dilihat oleh masyarakat yang hendak membuang sampah,” katanya.
Kejadian itu menjadi viral, katanya, Afif dianiaya dan disebut-sebut dibuang ke sungai, namun tanpa memiliki bukti yang kuat.
“Ini yang perlu saya luruskan di sini. Otomatis kami akan secara berjenjang melaporkan ke pimpinan Polri dan masyarakat umum. Saya Kapolda Sumbar bertanggungjawab penuh atas kejadian ini, tapi saya secara profesional dan SOP yang berlaku, kami juga mengapresiasi anggota, kalau tidak dicegah, sudah memakan sekian korban jiwa. Ini anak-anak kecil kelayapan tengah malam, membawa senjata tajam, ini yang kami cegah,” katanya.
Peraih gelar Adhi Makayasa atau lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1992 orang itu mengatakan, polisi juga telah meminta keterangan kepada lebih dari 40 orang, termasuk 18 remaja yang diamankan.
“Itu belum menyangkut masalah (kematian) Afif, itu baru kejadian tawuran. Pada siang harinya, terungkaplah penemuan mayat si Afif ini,” katanya.
Saat ini, Polda Sumbar telah berkoordinasi dengan dokter forensik untuk mengetahui penyebab kematian dari Afif Maulana.
“Yang didalami, apa penyebab kematian, apa terjadi sesuatu, benturan apapun, itu kan nanti dokter forensik yang mengeluarkan hasil autopsi itu. Sampai sekarang kami masih menunggu hasil resmi dokter yang melakukan autopsi,” katanya.
Suharyono mengatakan, pihaknya juga masih menunggu penyebab luka-luka yang dialami Afif dari hasil pemeriksaan dokter forensik.
“Bisa saja disebabkan terjatuh dari motor, jatuh dari ketinggian atau selama tujuh jam itu dia saat jatuh meninggal ada bekas-bekas lebam, kan ada lebam mayat, lebam mayat selalu terjadi jika sudah mencapai tujuh jam. Itu kan masih didalami. Masih prematur kami sampaikan, karena hasil autopsinya belum keluar. Tidak ada kendala sejauh ini,” tuturnya. (rdr)