PADANG, RADARSUMBAR.COM – Dinas Kebudayaan Sumatera Barat mendukung upaya peningkatan kapasitas pemangku adat (Ninik Mamak) di daerah itu untuk menjaga kelestarian Budaya Minangkabau di tengah perubahan zaman.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin di Padang, Minggu mengatakan saat ini generasi muda Sumbar mulai berjarak dari budaya sendiri. Bahkan banyak generasi muda yang tidak lagi mengenal budayanya sehingga peran Ninik Mamak sangat dibutuhkan.
“Salah satu upaya kita dalam meningkatkan kapasitas para pemangku adat ini adalah dengan memberikan bimbingan teknis dengan menghadirkan pemateri yang memahami dinamika saat ini,” katanya.
Ia menyebut indikator semakin jauhnya generasi dari adat dan budaya tercermin dari makin minimnya pengetahuan tentang budaya. Bahkan, ada generasi muda yang tidak tahu lagi tentang sukunya sendiri.
“Karena banyak generasi muda yang jauh dari Budaya Minangkabau yang berlandaskan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah atau adat bersendi agama, agama bersendi Alquran, membuat banyak pula mereka yang terjerumus pada perilaku menyimpang,” ujarnya.
Jefrinal menyebut banyak perilaku menyimpang yang saat ini terjadi seperti tawuran yang makin brutal dengan senjata tajam, seks menyimpang hingga terjerumus sebagai pemakai narkoba.
“Kalau nilai-nilai adat dan budaya masih dipegang, kecil kemungkinan mereka akan terjerumus pada hal-hal negatif itu,” katanya.
Menurutnya, untuk bisa menumbuhkan kembali generasi muda yang paham adat budaya, dimulai dengan Ninik Mamak yang memahami adat dan budaya secara utuh dan bagaimana peran mereka terhadap generasi muda yang merupakan anak kemenakan mereka.
“Karena itu kita mulai dengan memberikan bimtek pada Ninik Mamak di Sumbar,” katanya.
Bahkan ke depan, kata Jefrinal, pihaknya juga akan berupaya untuk memberikan bimtek bagi Ninik Mamak yang ada di perantauan karena perannya juga penting bagi generasi muda yang tumbuh dan berkembang di luar Sumbar.
“Rencananya kita akan memberikan bimtek bagi Ninik Mamak di Bandung dan Jakarta,” katanya.
Sementara itu Kepala Bidang Sejarah, Nilai Tradisi dan Adat Dinas Kebudayaan Sumbar, Fadhli Junaidi mengatakan bimtek yang digelar di Padang 26-27 Oktober 2024 tersebut diberikan kepada 100 orang, yang terdiri dari niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai dan bundo kanduang yang berasal dari Kabupaten Solok Selatan.
Narasumber yang dihadirkan diantaranya Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Dr. H. Jefrinal Arifin, SH, M.Si dengan materi “Tata Kelola SDM dan lembaga Kebudayaan”.
Anggota Komisi V DPRD Sumbar, Drs. H. Nurfirmanwansyah, Apt, MM dengan materi “Peran Legislatif dalam Pemajuan kebudayaan Daerah”, akedemisi yang konsen mengkaji tentang manuskrip (naskah kuno), Irwan Malin Basa dengan materi “Pentingnya Manuskrip Dalam Pelestarian Adat Minangkabau” dan Ketua Organisasi Bundo Kanduang Minangkabau se dunia Prof. Dr. Ir. Raudha Thaib, MP, dengan materi “Penguatan ranji limbago adat”. (rdr/ant)