PAINAN, RADARSUMBAR.COM – Calon Gubernur Sumatera Barat Nomor Urut 1 Mahyeldi mendorong pengembangan pariwisata Nagari dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Hal itu disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Wisata Amping Parak di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Senin (11/11/2024).
Mahyeldi bersama Vasko Ruseimy berkomitmen untuk mendorong pengembangan wisata dari daerah, terutama Nagari di Sumbar untuk lebih maju.
“Dengan kehadiran Pokdarwis ini menjadi salah satu jembatan terbaik untuk peningkatan potensi wisata, terutama dari Nagari, dan ini yang kita perjuangkan bersama,” kata Mahyeldi.
Mahyeldi juga memberikan apresiasi penuh terhadap konsep ekowisata berbasis pengurangan risiko bencana (PRB), yang menjadikan desa ini model inovatif dalam pengembangan pariwisata tangguh bencana di Sumatera Barat.
Dalam kunjungan tersebut, Mahyeldi juga memberikan dukungan penuh terhadap kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di Amping Parak yang telah berperan aktif dalam mengembangkan desa wisata ini.
Dia mengapresiasi upaya masyarakat dalam menjaga kelestarian alam serta mengintegrasikan kegiatan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan.
“Ketika alam dijaga dengan baik, ia akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat,” ujar Mahyeldi dalam sambutannya.
Menurutnya, pengembangan wisata yang berpadu dengan pelestarian alam merupakan langkah bijak yang perlu didukung dan ditiru oleh desa-desa lain.
Selain pengembangan ekowisata, Desa Amping Parak juga dikenal dengan upaya pelestarian penyu yang langka.
Desa ini menjadi salah satu lokasi penangkaran penyu penting bagi ekosistem laut di Sumatera Barat.
“Keberadaan penyu di daerah ini tidak hanya menarik minat wisatawan tetapi juga menjadi edukasi bagi masyarakat dalam menjaga keseimbangan alam,” jelas Mahyeldi.
Selain itu, kehadiran Mahyeldi disambut antusias oleh masyarakat setempat, terutama para nelayan yang ikut serta dalam tradisi unik Maelo Pukek, sebuah tradisi lokal yang penuh makna kebersamaan.
Desa Amping Parak dikenal sebagai desa wisata yang menggabungkan konsep ekowisata dengan ketangguhan bencana, menjadikannya salah satu yang pertama di Sumatera Barat yang menerapkan model ini.
Mahyeldi turut serta dalam proses menangkap ikan bersama para nelayan, menunjukkan dukungannya terhadap masyarakat pesisir.
“Dengan keunikannya, Desa Wisata Amping Parak diharapkan mampu menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan ekowisata yang tidak hanya menarik minat wisatawan tetapi juga menjaga ketangguhan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana,” pungkasnya. (rdr)
Komentar