Rayakan 100 Tahun A.A. Navis, Taman Budaya Sumbar Gelar Temu Sastra

Acara juga dimeriahkan dengan diskusi sastra dan pembukaan pameran yang menampilkan berbagai karya dan memorabilia A.A. Navis.

Anak sastrawan A.A. Navis, Gemala Ranti bersama Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin usai diskusi sastra 100 tahun A. A Navis. (dok. Radarsumbar)

Anak sastrawan A.A. Navis, Gemala Ranti bersama Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Jefrinal Arifin usai diskusi sastra 100 tahun A. A Navis. (dok. Radarsumbar)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Dunia sastra Indonesia kembali merayakan salah satu tokoh terbesarnya. Pada tanggal 23 November 2024, Pemprov Sumbar melalui Dinas Kebudayaan menggelar temu sastra untuk memperingati 100 tahun kelahiran A.A. Navis, sastrawan legendaris yang karyanya telah menginspirasi generasi demi generasi.

Acara yang berlangsung meriah ini diawali dengan lomba cerpen yang diikuti oleh ratusan peserta. Pemenang lomba ditentukan oleh dewan juri yang terdiri dari nama-nama besar dalam dunia sastra Indonesia, seperti Ivan Adilla, Raudal Tanjung Banua, dan Yetti A.KA.

Selain lomba, acara juga dimeriahkan dengan diskusi sastra dan pembukaan pameran yang menampilkan berbagai karya dan memorabilia A.A. Navis di UPTD Taman Budaya Sumbar.

A.A. Navis, yang lahir pada tahun 1924 di Padang Panjang, Sumatera Barat, dikenal sebagai sosok yang kritis dan tajam dalam menyoroti berbagai persoalan sosial kemasyarakatan.

Karya-karyanya, seperti “Robohnya Surau Kami” dan “Saraswati, Si Gadis dalam Sunyi”, tidak hanya menghibur tetapi juga mengajak pembaca untuk berpikir lebih dalam tentang kehidupan dan masyarakat.

Menurut Jefrinal Arifin, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, karya-karya A.A. Navis memiliki nilai-nilai universal yang tetap relevan hingga saat ini.

“Karya sastra adalah dokumen sejarah. Karya A.A. Navis adalah karya kritis yang memiliki nilai-nilai universal yang tetap relevan dengan kondisi kekinian,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Jefrinal Arifin juga menekankan pentingnya membaca cerpen, terutama bagi generasi muda.

“Dengan membaca cerpen, kita diajak untuk memahami manusia secara lebih mendalam. Cerpen menyuguhkan kebenaran yang diciptakan, dipadatkan, dan diperkokoh oleh imajinasi pengarang,” jelasnya.

Hasanuddin WS, ahli dan kritikus sastra Indonesia, dalam paparannya menjelaskan bahwa A.A. Navis adalah seorang penulis yang sangat produktif dan konsisten.

Meskipun dikenal sebagai penulis cerpen, Navis juga menulis novel dan esai. Karya-karyanya memiliki karakteristik yang kuat, dengan tokoh-tokoh yang kompleks dan alur cerita yang menarik.

“Navis tidak hanya seorang penulis, tetapi juga seorang pemikir kritis. Karya-karyanya selalu relevan dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat,” ujar Hasanuddin WS.

Gemala Ranti, putri kelima A.A. Navis, menyampaikan rasa terima kasih atas apresiasi yang diberikan kepada sang ayah.

Dia berharap peringatan 100 tahun kelahiran A.A. Navis dapat menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam dunia sastra.

“Alhamdulillah ini perayaan yang luar biasa. Kami sebelumnya tidak pernah tahu siapa yang mengusulkan dan memperjuangkannya secara personal.”

“Dan ketika ditetapkan UNESCO sebagai tokoh dunia yang hari kelahirannya akan dirayakan sebagai hari perayaan internasional, kami baru diberi tau,” ungkapnya.

Peringatan 100 tahun kelahiran A.A. Navis menjadi momentum bagi semua untuk kembali merenungkan pentingnya sastra dalam kehidupan. Karya-karya A.A. Navis telah menginspirasi banyak orang dan akan terus relevan sepanjang masa. (rdr)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version