Sayangnya, meskipun berbagai ikhtiar telah dilakukan, tingkat partisipasi pemilih di Ranah Minang tetap rendah. “Meskipun KPU sudah berusaha maksimal, partisipasi tetap saja rendah,” tambahnya.
Sementara itu, John Nedy Kambang, seorang warga Kota Padang, menilai bahwa rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada 2024 disebabkan oleh kurang masifnya sosialisasi dari penyelenggara kepada masyarakat. “Pada hari pencoblosan, saya memberikan hak politik di TPS 15 Kelurahan Bungo Pasang. Namun, hingga pukul 11.00 WIB, warga yang datang ke TPS sangat sedikit,” kata John.
John juga menyarankan agar KPU, Bawaslu, dan calon kepala daerah lebih memikirkan strategi yang lebih solutif untuk meningkatkan partisipasi pemilih di masa mendatang. (rdr/ant)