Mahyeldi berharap, kedepan masyarakat dapat lebih bijak dalam menyikapi setiap rencana investasi. Jangan mudah terpengaruh dengan isu yang dikembangkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Masyarakat harus percaya pada pemerintah. Jangan mudah terpengaruh dengan isu-isu yang tidak jelas kebenarannya,” pungkasnya.
Sementara itu Founder & Chairman Supreme Energy, Supramu Santosa mengatakan kesuksesan pembangunan dan operasional pihaknya di Sumbar tidak lepas dari dukungan penuh pemerintah dan masyarakat secara umum.
Dikatakannya, setelah berhasil menghasilkan listrik 85 Megawat pada pembangkit tahap 1. PT Supreme Energy Muara Laboh berencana akan menambah pembangkitnya untuk menghasilkan energi listrik yang lebih besar dengan membangun pembangkit tahap 2 dan 3 di area yang sama.
Target operasional unit 2 PLTP Muara Laboh sebesar 80 MW pada awal 2027 sementara unit 3 sebesar 60 MW pada 2033. Total nilai investasi yang dikeluarkannya berjumlah US$900 juta.
“Jika rencana tersebut terealisasi, diprediksi akan mampu menyediakan kebutuhan listrik bagi 760.000 rumah tangga. Penambahan kapasitas pembangkit itu juga akan membantu mengurangi emisi sekitar 900.000 ton CO2 per tahun, serta akan menciptakan 1.500 lapangan kerja baru bagi masyarakat,” ungkapnya.
Diketahui, investasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) telah digarap PT Supreme Energy Muara Laboh telah mulai beroperasi di Kabupaten Solok Selatan sejak 2019 lalu dan sejauh ini belum pernah terdengar aktivitasnya merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar. (rdr)
Komentar