PADANG, RADARSUMBAR.COM – Tak selamanya seorang intel itu harus menjadi tukang bakso, orang gila ataupun pedagang asongan di pinggir jalan. Di Padang, ada juga intel yang bisa membuat para mahasiswa waspada. Intel ini menyamar menjadi dosen.
Bintara itu adalah seorang intelijen polisi berpangkat Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) bernama Reszil Murtesiswara. Dia berhasil membuat sejarah di Kepolisian Daerah (Polda) Sumbar sebagai satu-satunya bintara yang menyandang gelar S3 (Doktor).
Yang juga bersamaan dengan Polda Sumbar yang pertama kalinya dijabat oleh perwira tinggi yang bergelar Doktor, yakni, Irjen Pol Dr. Gatot Tri Suryanta, M.Si., CSFA.
Reszil, yang akrab disapa Aipda Reszil ini sempat mengajar dibeberapa universitas swasta dikota Padang. Dibalik perannya sebagai pengajar, ia sudah berhasil meraih gelar doktor dengan ‘berdarah-darah’.
Diwisuda pada 7 Desember 2023 lalu, dia resmi menyandang gelar Doktor dalam bidang ilmu ekonomi dari Universitas Negeri Padang (UNP). Mengejar gelar doktor bukanlah hal mudah bagi seorang bintara polisi.
Dengan gaji terbatas, dia harus menyisihkan Rp500 ribu setiap bulan untuk biaya kuliah yang mencapai Rp12 juta per semester. Namun, keterbatasan ini tak menyurutkan semangat Reszil untuk terus belajar.
Aipda Reszil bukan sekadar bintara biasa. Ia merupakan satu-satunya anggota polisi berpangkat bintara di Sumbar yang berhasil menyandang gelar doktor.
Prestasi ini menjadi bukti bahwa latar belakang dan pangkat tidak membatasi seseorang untuk mencapai pendidikan tertinggi.
Reszil berharap pencapaiannya ini dapat memotivasi rekan-rekannya di kepolisian, terutama mereka yang masih berpangkat bintara, untuk tidak takut bermimpi besar.
Ia juga berencana terus mengajar sebagai dosen di berbagai kampus demi mengaplikasikan ilmu yang telah diraihnya.
Perjalanan Reszil tak lepas dari tantangan. Ia pernah gagal berkali-kali masuk Akademi Kepolisian (Akpol), namun kegagalan tersebut tidak menyurutkan tekadnya untuk berkarier di Polri.
Sejak menjadi bintara pada 2004, ia terus berprestasi di setiap satuan kerja yang ia emban. Saat ini, Aipda Reszil juga tengah berjuang untuk mengikuti ujian SIP untuk mencapai cita-citanya menjadi seorang perwira polisi.
Di sisi lain, dia juga mempersiapkan diri menjadi polisi yang bisa memberikan manfaat, baik itu dalam hal studi ataupun pengabdian kepada masyarakat.
“Setidaknya, apa yang saya lakukan ini bisa mengurangi pemikiran masyarakat terhadap polisi yang selama ini dianggap negatif. Masih ada polisi yang berintegritas, berpendidikan dan polisi baik di Indonesia ini,” tutupnya.
Kini, dengan gelar doktor di tangannya, Aipda Reszil Murtesiswara bukan hanya menjadi contoh inspiratif bagi rekan-rekannya di kepolisian, tetapi juga bagi masyarakat luas.
Ia adalah bukti nyata bahwa semangat belajar dan kerja keras dapat membawa seseorang melampaui batasan apa pun. (rdr)
Komentar