PADANG, RADARSUMBAR.COM – Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, telah mengalami erupsi sebanyak enam kali sepanjang Sabtu (7/1/2023) pagi hingga siang.
Ahli Geologi, Ade Edwar mengatakan, sejatinya status keaktifan Gunung Marapi adalah waspada dan bisa bernasib seperti Gunung Sinabung di Sumatera Utara (Sumut).
Sehingga, katanya, gunung tersebut bisa menunjukkan aktivitas vulkanik sewaktu-waktu. Pada status ini juga mulai terlihat perubahan visual di sekitar kawah.
“Mulai terjadi gangguan magmatik, tektonik, atau hidrotermal, namun diperkirakan tak terjadi erupsi dalam jangka waktu tertentu,” katanya kepada Radarsumbar.com.
Ade Edwar tak menampik bahwa Gunung Marapi bisa bernasib seperti Sinabung. “Bisa, namun karena Gunung Marapi aktifitasnya dipantau dalam 24 jam.”
“Sehingga setiap terjadi perubahan aktivitas akan dapat segera diketahui untuk dievaluasi statusnya, apakah masih tetap dalam status waspada atau akan dinaikkan ke status siaga,” ungkapnya.
Untuk itu, kata Ade, perlu diketahui rekomendasi dari Pos Pengamat Gunung Api yang dirilis ke publik segera setelah dilakukkan evaluasi terhadap aktifitasnya.
Ade menyebut bahwa masyarakat yang berdomisili di sekitar sudah paham akan hal tersebut dan memiliki langkah mitigasi yang baik.
“Kalau untuk masyarakat setempat sudah paham, nah yang terjadi baru-baru ini kan Ini kan kalangan orang yang datang dari luar kawasan yang tidak mendapatkan info dan sosialisasi bahaya,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 40 orang terjebak di saat Gunung Marapi mengalami erupsi sepanjang Sabtu (7/1/2023) pagi hingga siang.
Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono mengatakan, pihaknya telah menutup seluruh aktivitas pendakian di Gunung Marapi pasca erupsi.
Terbaru, dari informasi yang berhasil dihimpun, para pendaki sudah turun semua ke dataran dan dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
“Pendaki diperkirakan ada sekitar 20 orang pada posisi turun, dan 20 orang masih standby di Batu Cadas,” katanya. (rdr-008)