PADANG, RADARSUMBAR.COM – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan tingginya curah hujan yang menyebabkan bencana di sejumlah daerah di Sumatera Barat (Sumbar) pada Senin (23/1/2023) disebabkan belokan angin dengan kecepatan 18 knots dari Samudra Hindia.
“Angin tersebut mendorong awan-awan hujan dari perairan menuju daratan. Hal ini yang mendorong hujan merata di Sumbar dengan intensitas lebat dan sangat lebat,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Sumbar Heron Tarigan melalui keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Rabu (25/1/2023).
Ia mengatakan dari citra kondisi awan yang terbentuk memiliki suhu yang dingin berwarna jingga hingga cream yang berpotensi menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat dengan durasi yang lebih lama.
Awan-awan yang terbentuk di Samudera Hindia tersebut terdorong terus oleh adanya angin yang cukup kencang sekitar 18 Knot pada lapisan 925 Hpa dengan arah berbelok menuju ke daratan pulau Sumatera.
Pemanasan suhu muka laut di pagi hingga siang hari membentuk awan-awan konvektif (rendah). Awan rendah tersebut (cumulus dan cumulunimbus) terkonsentrasi sangat tebal pada pukul 13.00 WIB di Kota Padang, Padang Pariaman, Kota Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan dengan intensitas hujan sangat lebat atau hujan ekstrem.