“Siapa saja yang mau belajar Tahsin bisa datang pada Selasa dan Kamis,” katanya.
Selain Tahsin, di Masjid Raya Sumbar juga digelar sejumlah pelatihan dan kegiatan keagamaan lain seperti tahfiz dan shalat jenazah.
Sementara untuk pembelajaran adat dan budaya, Eka menyebut pihaknya sedang menyiapkan program yang sesuai dengan bimbingan tokoh adat dan Bundo Kanduang.
“Kami sedang mengupayakannya. Saat ini masih ada kendala terkait anggaran,” katanya.
Menjadikan Masjid Raya Sumbar sebagai pusat pembelajaran ABS SBK merupakan salah satu janji Gubernur Sumbar Mahyeldi yang diakomodasi dalam RPJMD 2021-2026.
Penetapannya sudah dilakukan sejak Desember 2022. Namun, untuk program pembelajaran baru dijalankan pada 2023 dan masih terfokus pada bidang keagamaan sedangkan bidang adat dan budaya masih dalam proses. (rdr/ant)