Ia menyebut ekowisata menjadi salah satu primadona bagi kelompok masyarakat pengelola Perhutanan Sosial di Sumbar. Hal itu tidak terlepas dari keindahan alam dan potensi wisata yang tersimpan hampir di seluruh daerah di Sumbar.
Ekowisata adalah salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
“Ekowisata ini tumbuh sangat pesat di Sumbar. Namun dari puluhan titik dalam kawasan Perhutanan Sosial ada tujuh yang telah dikelola dengan baik, sehingga pada Lebaran 2022, dalam tujuh hari libur Lebaran, tujuh ekowisata itu secara total bisa mendapatkan penghasilan hampir 500 juta,” katanya lagi.
Potensi pemasukan itu diperkirakan lebih besar pada tahun ini, karena jumlah wisatawan yang akan datang ke Sumbar diprediksi juga akan meningkat signifikan.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Kominfotik) Sumbar Siti Aisyah mengatakan pihaknya akan memasukkan ekowisata perhutanan sosial dalam aplikasi panduan libur Lebaran di Sumbar 2023.
Aplikasi itu akan memuat tentang lokasi ekowisata, akses transportasi, petunjuk arah serta fasilitas yang tersedia di ekowisata, sehingga wisatawan memiliki alternatif tempat liburan selain destinasi yang telah sangat dikenal seperti Jam Gadang Bukittinggi atau Harau. (rdr/ant)