PADANG, RADARSUMBAR.COM – Konflik politik berkepanjangan di Sudan dan penyebaran virus Covid-19 yang tidak terkendali berefek kepada warga negara Indonesia yang berkerja dan kuliah di Sudan.
Akhirnya pemerintah pusat mengambil keputusan untuk mengevakuasi 461 jiwa. Untuk gelombang pertama 385 orang sudah diterbangkan dari Jedah, Arab Saudi menuju Jakarta dan istirahat di Asrama Haji Pondok Gede.
“Dari 385 orang yang telah dievakuasi, 5 orang asal Sumatra Barat yang kuliah di Universitas Khortum dijadwalkan akan sampai di BIM pada hari Ahad, 30 April 2023.”
“Kalau tidak ada halangan insya Allah jam 13.30 wib akan mendarat,” ujar Mulyadi Muslim selaku ketua tim fasilitasi timur tengah Provinsi Sumatera Barat, Sabtu (29/4/2023).
Mulyadi mengapresiasi kerja atau gerak cepat pemerintah pusat, Mahyeldi selaku Gubernur yang mengkoordinasikan kondisi ini dengan semua pihak terkait.
“Sehingga tidak ada korban atas konflik yang terjadi, dan juga tidak ada mahasiswa asal sumbar yang terlantar di pengunsian ataupun di Jakarta,” katanya.
Mulyadi Muslim berharap mahasiswa asal Sumbar bersabar atas musibah ini. “Dan semoga konflik segera berakhir sehingga bisa kembali kuliah di kampusnya. Tetapi jika tidak memungkinkan lagi di Sudan.”
“Perlu dipertimbangkan melanjtukan kuliah di Universitas lainnya, baik di luar negri ataupun dalam negeri,” ujar Mulyadi Muslim yang juga Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang.
Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan, Pemprov Sumbar melakukan fasilitasi kepulangan warga adalah bentuk nyata kepeduliaan pemerintah kepada warganya. Karena pemerintah hadir untuk menjaga keselamatan jiwa warganya.
“Kita doakan konflik dan Covid-19 segera berakhir sehingga mahasiswa dan warga kita yang bekerja dan kuliah di Sudan bisa kembali ke sana.”
“Kita juga sedang siapakan proses evakuasi gelombang kedua, karena jumlahnya jauh lebih besar,” kata Mahyeldi. (rdr)