“Kalau masih kurang, berarti diduga adanya penyelewengan, ini perlu diproses secara hukum. Saya minta kepada APH, Pemkab dan Pemko juga Pertamina di Sumbar untuk aktif menyelesaikan permasalahan ini,” katanya.
“Ini yang harus diteliti, karena informasi yang kami dapatkan dari Pertamina, mereka sudah menaikkan kuota, seharusnya tidak ada kelangkaan, namun faktanya masih terjadi,” katanya.
Kemudian, kata Andre, dengan operasi pasar yang dilaksanakan Pertamina ini ternyata belum bisa menyelesaikan permasalahan kelangkaan gas LPG 3 kilogram.
“Ternyata masyarakat masih mengeluhkan kelangkaan, mereka ke pangkalan sering kosong, ke pengecer harganya Rp30-35, padahal harganya hanya Rp17 ribu, ini yang kami urai,” katanya.
Sementara itu, SAM Sumbar PT Pertamina Patra Niaga, Narotama Aulia Fazri mengatakan, penyaluran gas LPG ke Sumbar sudah melebihi 100 persen kuota yang ditetapkan.
“(Penyaluran gas LPG 3 kilogram) Pertamina itu sudah over ke 107 persen, jadi memang seperti kami mendapatkan aspirasi masyarakat dan Andre Rosiade, ini memang harus diurai, dahulunya kenapa seperti ini,” katanya.
Narotama mengatakan, pihaknya haris melakukan koordinasi, agar penyaluran LPG subsidi ini tidak tepat sasaran, padahal tidak ada pengurangan kuota.
“Ada beberapa kabupaten dan kota yang langka, seperti, Payakumbuh, Limapuluh Kota, Tanah Datar, Agam, Bukittinggi dan Padang Panjang, itu sudah dilakukan operasi pasar sampai kondisi itu normal,” katanya.
Narotama tidak menampik bahwa permasalahan yang terjadi karena diduga kuat terjadi penyumbatan di arus bawah.
“Kemungkinan ada penyumbatan di arus bawah, karena penyaluran itu sudah melebihi kuota,” tuturnya. (rdr-008)