Sementara, sang ibunya bernama Tarti, sebelumnya mengungkapkan perasaan sedihnya di saat anaknya mengikuti seleksi penerimaan Polri tahun lalu dari awal hingga dinyatakan lulus terpilih.
Sembari menitikkan air mata, Tarti bercerita, bahwa saat tahapan tes itu, anaknya yang keempat tersebut meminta izin membawa kompor kecil yang ada di rumahnya untuk di bawa ke Padang.
Dengan tujuan, untuk memasak roti yang nantinya dijual sehingga dapat mencukupi kebutuhan belanjanya sehari-hari di Padang.
“Ambo agiah piti balanjo nyo 100 ribu, dari piti itulah nyo mambuek roti gabin. Tu dijua nyo ka kadai-kadai. Alhamdulillah mak, laku kue Rayhan mak katonyo ka awak. (Saya kasih uang belanjanya 100 ribu, dari uang itulah dia membuat roti gabin. Terus dijualnya ke warung-warung. Alhamdulillah ma, laku kue Rayhan ma, katanya ke saya,” sebut Tarti yang juga berdagang roti tersebut.
Kemudian lanjut Tarti, dari hasil uang jualan roti yang dilakukan oleh anaknya itulah yang membantu mencukupi kebutuhannya selama tes masuk polisi.
“Alhamdulillah ya Allah, kami cuma bisa motivasi dan berdoa saja. Kami percaya, kalau Allah sudah berkehendak maka tidak ada yang tidak mungkin,” terang Tarti. (rdr)