Anak Petani dan Penjual Roti Ini Raih Penghargaan Selama Diktuk Bintara Polri

Ia membuktikan sendiri bahwa anaknya tersebut lulus dengan hasil usahanya sendiri, dan tanpa ada mengeluarkan uang untuk masuk polisi.

Bripda Rayhan Hidayat, anak petani dan penjual roti raih penghargaan selama Diktuk Bintara Polri di SPN Polda Sumbar. (dok. Bidhumas)

Bripda Rayhan Hidayat, anak petani dan penjual roti raih penghargaan selama Diktuk Bintara Polri di SPN Polda Sumbar. (dok. Bidhumas)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Bripda Rayhan Hidayat, Bintara Remaja Polri yang baru saja dilantik di SPN Polda Sumatera Barat (Sumbar) ini berhasil meraih beberapa penghargaan selama pendidikan pembentukan (Diktuk) Bintara Polri gelombang I T.A 2023.

Anak dari pasangan Syahrial Nurdin dan Tarti Marlina menerima dua penghargaan, yakni sebagai Siswa Terbaik dan Siswa Trengginas.

Ayahnya Bripda Rayhan, Syahrial mengaku terkejut mendengar saat anaknya diumumkan mendapatkan penghargaan oleh gadik (tenaga pendidik) SPN Polda Sumbar.

Takajuik jantuang jo manggaretek lutuik ambo katiko si Rayhan dipanggia, ambo sangko si Rayhan kok manga manga pulo. (terkejut jantung serta bergetar lutut saya saat Rayhan dipanggil, saya kira kok kenapa kenapa pula),” ucap Syahrial yang berprofesi sebagai petani di Bukittinggi.

Ia mengaku sangat bahagia anaknya lulus dan dilantik menjadi anggota Polri, sebab ia membuktikan sendiri bahwa anaknya tersebut lulus dengan hasil usahanya sendiri, dan tanpa ada mengeluarkan uang untuk masuk polisi.

Untuak hiduik kami se lah pas pasan, jadi makonyo wak serahkan se anak wak ko tes surang. Kami cuma bisa badoa ka Allah nan kuaso. (untuk hidup kami saja pas pasan, makanya saya serahkan saja anak ini tes sendiri. Kami cuma bisa berdoa kepada Allah yang kuasa),” bebernya.

Alhamdulillah kami buktikan ka urang-urang bahwa nyatonyo masuak polisi tu ndak ado pakai piti. (Alhamdulillah kami buktikan ke orang-orang bahwa nyatanya masuk polisi itu tidak ada pakai uang),” ungkapnya menambahkan.

Sementara, sang ibunya bernama Tarti, sebelumnya mengungkapkan perasaan sedihnya di saat anaknya mengikuti seleksi penerimaan Polri tahun lalu dari awal hingga dinyatakan lulus terpilih.

Sembari menitikkan air mata, Tarti bercerita, bahwa saat tahapan tes itu, anaknya yang keempat tersebut meminta izin membawa kompor kecil yang ada di rumahnya untuk di bawa ke Padang.

Dengan tujuan, untuk memasak roti yang nantinya dijual sehingga dapat mencukupi kebutuhan belanjanya sehari-hari di Padang.

Ambo agiah piti balanjo nyo 100 ribu, dari piti itulah nyo mambuek roti gabin. Tu dijua nyo ka kadai-kadai. Alhamdulillah mak, laku kue Rayhan mak katonyo ka awak. (Saya kasih uang belanjanya 100 ribu, dari uang itulah dia membuat roti gabin. Terus dijualnya ke warung-warung. Alhamdulillah ma, laku kue Rayhan ma, katanya ke saya,” sebut Tarti yang juga berdagang roti tersebut.

Kemudian lanjut Tarti, dari hasil uang jualan roti yang dilakukan oleh anaknya itulah yang membantu mencukupi kebutuhannya selama tes masuk polisi.

“Alhamdulillah ya Allah, kami cuma bisa motivasi dan berdoa saja. Kami percaya, kalau Allah sudah berkehendak maka tidak ada yang tidak mungkin,” terang Tarti. (rdr)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version