Setelah Pendemo Air Bangis Dipaksa Pulang, Aa Gym Beri Tausyiah di Masjid Raya Sumbar

Sejumlah ibu-ibu yang membawa anak-anak peserta demo dari Air Bangis beristirahat di pelataran Masjid Raya Sumbar, Selasa (1/8/2023) malam. (Foto: Dok. Radarsumbar.com/Muhammad Aidil)

Sejumlah ibu-ibu yang membawa anak-anak peserta demo dari Air Bangis beristirahat di pelataran Masjid Raya Sumbar, Selasa (1/8/2023) malam. (Foto: Dok. Radarsumbar.com/Muhammad Aidil)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Kiai Haji (KH) Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym memberikan tausiyah di Masjid Raya Sumatera Barat (Sumbar) pada Minggu (6/8/2023).

Kegiatan keagamaan tersebut digelar tepat satu hari usai pendemo asal Air Bangis, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) dipaksa pulang atau diusir dari Masjid Raya Sumbar.

Namun, polisi membantah kepulangan pengungsi Air Bangis tersebut terkait dengan agenda politik dari salah satu Bakal Calon Presiden (Bacapres) dan kedatangan Aa Gym ke Masjid Raya.

“Tidak ada (karena) kegiatan itu, kami murni menertibkan masyarakat, jangan dihubungkan dengan politik,” kata Kepala Biro Operasi (Karo Ops) Polda Sumbar, Kombes Djadjuli saat ditemui awak media di Masjid Raya Sumbar, Sabtu (5/8/2023) sore.

Sementara itu, Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono mengatakan, para pengunjuk rasa Air Bangis sudah berada di Kota Padang selama enam hari berturut-turut.

Suharyono mengatakan, dalam melaksanakan aksinya, para pendemo tidak memiliki surat pemberitahuan sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang (UU) Nomor 9 Tahun 1998 tentang Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

“Kami masih persuasif, walau seharusnya ada sanksi dibubarkan. Barang siapa tak mematuhi anjuran dari aparat penegak hukum maka bisa dijerat pidana. Tapi ini tak kami lakukan dan masih persuasif,” katanya.

Suharyono menuding para pendemo digerakkan oleh segelintir orang. Bahkan, ia sesumbar mengklaim telah mengantongi identitas dalang di balik kedatangan ribuan masyarakat Air Bangis ke Kota Padang.

“Penggerak massa ini sudah kami yakinkan tidak ada perizinan dan pemberitahuannya, mereka tidur di masjid dengan mengajak anak-anak, ibu-ibu, wanita sebagai tameng, taring untuk memenuhi tuntutan mereka,” ucapnya.

Langkah yang ditempuh polisi dan pemerintah, kata Suharyono, membawa pulang masyarakat dengan menyediakan 15 bus.

“Prosedur ini telah sesuai dengan amanat UU, humanis, kalaupun ada tudingan kami masuk ke masjid menggunakan sepatu, itu bukan tempat beribadah, melainkan untuk kegiatan dan acara, bukan tempat ibadah,” tuturnya. (rdr-008)

Exit mobile version