Industri Manufaktur Butuh 682 Ribu Pekerja Setiap Tahun

Agus mengatakan, pada dasarnya bonus demografi yang dimiliki Indonesia menjadi peluang sekaligus tantangan.

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan kuliah umum di Universitas Andalas, Senin (4/9/2023) siang. (Foto: Dok. PPID Unand)

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan kuliah umum di Universitas Andalas, Senin (4/9/2023) siang. (Foto: Dok. PPID Unand)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan setiap tahunnya industri manufaktur Indonesia membutuhkan setidaknya 682 ribu jiwa pekerja baru namun kebutuhan tersebut belum mampu terpenuhi.

“Setiap tahunnya industri manufaktur membutuhkan 682 ribu orang pekerja baru, namun sayangnya hal itu belum sepenuhnya dapat dipenuhi,” kata Menteri Agus Gumiwang Kartasasmita saat memberikan kuliah umum di Convention Hall Universitas Andalas (Unand), Senin (4/9/2023) dengan tema ‘SDM industri berkualitas, IKI meningkat’.

Agus mengatakan, hal itu terjadi lantaran adanya ketidakcocokan antara kompetensi lulusan pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha yang tersedia atau membutuhkan.

Berdasarkan data survei angkatan kerja nasional (sakernas) tahun 2022 menunjukkan bahwa terdapat 8,42 juta pengangguran di Tanah Air dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,86 persen.

Jumlah itu turun 0,63 poin dibandingkan Agustus 2021 yang mencapai 6,49 persen.

Agus mengatakan, pada dasarnya bonus demografi yang dimiliki Indonesia menjadi peluang sekaligus tantangan.

Dari 72,72 persen penduduk usia produktif, hanya 13 persen yang mengenyam pendidikan tinggi. Sementara lainnya didominasi lulusan sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) sederajat.

Tantangan bonus demografi lainnya yaitu setiap tahunnya terdapat 1,65 juta lulusan perguruan tinggi, ditambah 1,8 juta jiwa lulusan tingkat SMA sederajat yang tidak melanjutkan studi. Artinya, terdapat 3,45 juta jiwa pencari kerja baru setiap tahunnya.

Sementara, di satu sisi peluang kerja baru cukup terbatas. Sebagai contoh sektor industri manufaktur yang hanya membutuhkan sekitar 682 ribu tenaga kerja baru setiap tahunnya.

Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian melihat pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi sangat penting guna memastikan daya saing nasional yang kompetitif. Apalagi, pada tahun 2030 Indonesia akan mencapai puncak bonus demografi.

Selain itu, pada momentum 100 tahun kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tahun 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 318,7 juta jiwa dengan asumsi tren laju pertumbuhan penduduk 1,25 persen per tahunnya. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version