Refleksi 78 Tahun KAI, Apresiasi hingga Asa Reaktivasi Jalur Kereta Api

Kereta api merupakan solusi ekosistem transportasi di Indonesia.

Sejumlah masyarakat yang hendak bepergian menggunakan kereta api. (Foto: Dok. Radarsumbar.com/Muhammad Aidil)

Sejumlah masyarakat yang hendak bepergian menggunakan kereta api. (Foto: Dok. Radarsumbar.com/Muhammad Aidil)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – PT Kereta Api Indonesia (KAI) resmi berusia ke-78 tahun yang jatuh pada Kamis (28/9/2023).

Pada usia ke-78 tahun kali ini, khusus di Sumatera Barat (Sumbar), KAI merayakannya dengan beragam kegiatan.

Di antaranya, pemberian beasiswa berprestasi, pengobatan dan kaca mata gratis, donor darah, lomba video konten kreatif hingga sosialiasi keselamatan di pintu perlintasan sebidang.

Tidak hanya sampai di sana, KAI juga melakukan sejumlah permainan dalam cabang olahraga, seperti badminton, tenis, futsal, bola voli dan berbagai kegiatan menarik lainnya.

Pada usia ke-78 tahun ini, KAI, khususnya Divisi Regional (Divre) II Sumatera Barat (Sumbar) mendapatkan tantangan untuk mengaktifkan jalur kereta api atau reaktivasi yang sudah lama ‘mati suri’.

Vide President PT KAI Divre II Sumbar, Sofan Hidayah reaktivasi jalur kereta api di Sumbar bisa dilakukan.

Dia melihat, potensi yang luar biasa moda transportasi kereta api di masa depan yang cenderung digandrungi oleh masyarakat.

“Kereta api merupakan solusi ekosistem transportasi di Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengaktifkan kembali perkeretaapian di Sumbar, dibutuhkan reaktivasi jalur kereta api yang harus didukung berbagai pihak,” katanya.

Sofan mengaku optimisi reaktivasi jalur kereta api bisa dilakukan dengan pembuktian pertama, pengaktifan ulang jalur kereta api dari Muaro Kalaban hingga Sawahlunto.

“Jalur (Sawahlunto-Muaro Kalaban) akan jadi pemicu bagi jalur (kereta api) yang ada di Sumbar (secara keseluruhan) kembali terhubung,” katanya.

Tidak hanya sampai di sana, KAI juga dituntut dan ditantang bisa mereaktivasi jalur kereta api bergigi pada jalur Kayu Tanam-Padang Panjang.

“Ini jadi tantangan tersendiri bagi kami. Kita sama-sama tahu, investasi di jalur kereta api butuh biaya yang tak sedikit. Namun, kami masih punya dua lokomotif yang bisa diandalkan untuk jalur ini,” katanya.

Saat ini, katanya, pemerintah berencana menganggarkan anggaran untuk reaktivasi jalur kereta api yang ada di Sumbar.

“(Kebijakan) ini juga disesuaikan dengan anggaran pemerintah. Namun, jika ini bisa terealisasi, maka bisa menekan angka kemacetan yang ada di Sumbar, khususnya pada saat Hari Raya Idul Fitri,” katanya.

“Minat masyarakat terhadap moda transportasi kereta api cukup tinggi, hal ini terlihat dari terus meningkatnya jumlah penumpang kereta api di Sumbar. Sebelumnya kecepatan kereta api di Sumbar hanya mencapai 40 kilometer per jam,” pungkasnya. (rdr)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version