Menurutnya tingginya jumlah kunjungan wisatawan tersebut tidak lepas dari banyaknya acara seni dan budaya yang digelar di berbagai kabupaten dan kota di Sumbar sehingga wisatawan memiliki banyak alternatif hiburan saat berkunjung.
Ditambah lagi dalam tiga tahun terakhir desa wisata di Sumbar juga tumbuh dengan subur seperti cendawan di musim hujan. “Kami melihat mulai ada pergeseran tujuan wisatawan saat berada di Sumbar.”
“Tidak lagi terfokus hanya pada destinasi yang telah terkenal seperti Bukittinggi atau Istano Pagaruyung di Tanah Datar, tetapi mulai menyebar ke banyak daerah,” katanya.
Ia menilai hal itu bisa terjadi karena informasi dari media sosial menyebar dengan sangat cepat, terutama untuk destinasi wisata yang viral.
Penyebaran wisatawan tersebut ikut membantu pengembangan homestay dan penginapan di kabupaten/kota. (rdr/ant)