Dirinya berharap setiap program magang yang dilaksanakan di Sumbar bisa terserap oleh perusahaan.
“Seperti hari ini, dari 202 peserta Program Pemagangan Dalam Negeri, sebanyak 192 peserta Alhamdulillah terserap oleh perusahaan tempat mereka magang. Jika ada yang tidak terserap, itu perlu dikonfirmasi juga, di mana kurangnya tenaga kerja ini sehingga perusahaan tidak merekrutnya sebagai tenaga kerja tetap,” ucapnya.
Di samping itu, Mahyeldi juga menyinggung bahwa sangat terbuka peluang untuk program magang dan bekerja di luar negeri.
Namun sayangnya, banyak dari angkatan kerja yang ragu-ragu untuk berangkat ke luar negeri untuk bekerja. Padahal, merantau merupakan tradisi khas warga Minangkabau, yang terbukti dengan berbagai cerita sukses orang Sumbar di perantauan.
“Kelapa tumbuhnya saat putik kelapanya ditanam di tanah lain. Bukan ditanam di dekat pohon induknya. Inilah filosofi merantau yang mendarah daging bagi orang Sumbar. Jadi, tidak perlu takut untuk merantau, selama itu resmi dan tidak menyalahi peraturan perundang-undang yang berlaku, insyaAllah aman dan terus diawasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadis Nakertrans) Sumbar, Nizam Ul Muluk mengatakan, 202 angkatan kerja tahun ini telah tuntas menjalani program pelatihan selama satu bulan, ditambah pemagangan selama lima bulan di 23 perusahaan yang disesuaikan dengan latar belakang pendidikan setiap peserta.
“Program ini terlaksana berkat dukungan APBN, di mana sebanyak 23 perusahaan ikut ambil bagian. Program ini telah berlangsung di Sumbar sejak tahun 2015. Untuk tahun ini, terjadi peningkatan pesat dalam hal penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan. Di mana, dari 202 peserta, sebanyak 192 peserta itu direkrut oleh perusahaan tempat magang masing-masing,” imbuhnya. (rdr)