PADANG, RADARSUMBAR.COM – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Sawitku Masa Depanku komit dalam meningkatkan keterampilan petani sawit.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Samade, Okslan Juma Indri di hadapan 25 peserta dari kalangan petani sawit asal Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) saat membuka kegiatan pelatihan pengolahan lidi sawit menjado produk ekonomis di UNP Hotel and Convention, Sabtu (25/11/2023) pagi.
“Kegiatan ini merupakan upaya Samade untuk pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sawit yang mampu menambah penghasilan tambahan petani sawit,” katanya.
Sementara itu, Senior Analis Divisi UKMK BPDPKS, Ira Usdiana Saputri mengatakan, pihaknya memiliki misi yaitu menjalankan kebijakan pemerintah dalam program pengembangan sawit berkelanjutan melalui penghimpunan.
Kemudian, pengembangan dan penyaluran dana sawit yang terpadu dan tepat guna secara profesional dan akuntabel.
“(Tujuannya) untuk kepentingan pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, promosi, peremajaan, sarana dan prasarana (sarpras). Selanjutnya, pemenuhan kebutuhan pangan, hilirisasi industri perkebunan kelapa sawit, penyediaan hingga pemanfaatan bahan bakar nabati,” katanya.
Ia mengatakan, kinerja BPDPKS didasarkan pada kemampuan menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana.
“Dana yang disalurkan akan memberikan dampak bagi peningkatan kinerja sektor sawit Indonesia,” katanya.
Terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Samade Sumbar, Junaindra Sumawan mengatakan, Samade komit untuk meningkatkan keterampilan petani sawit yang diharapkan dapat juga menambah penghasilan tambahan.
Junaindra mengatakan, produk yang bisa dihasilkan dari limbah lidi sawit, di antaranya, piring, tempat tisu, tas dan lain sebagainya.
Sebanyak 25 petani sawit itu, katanya, diberikan pembekalan dan pelatihan di UNP Hotel and Convention di Kota Padang mulai Jumat hingga Senin (24-27/11/2023).
“Tujuan dari pelatihan ini agar petani sawit bisa memanfaatkan limbah sawit dengan optimal sehingga limbah itu tidak terbuang percuma begitu saja dan mengurangi pencemaran udara,” imbuh politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut. (rdr)