PADANG, RADARSUMBAR.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi Sumatra Barat (Sumbar) per November 2023 sebesar 3,14 persen.
Statistisi Ahli Madya BPS Sumbar, Ilhamiwitri mengatakan, Inflasi Sumbar ditentukan oleh dua kota, Padang dan Bukittinggi.
Pada November 2023, inflasi year on year Kota Padang sebesar 3,20 persen dan Kota Bukittinggi sebesar 2,69 persen.
Ilhamiwitri menambahkan inflasi y-on-y gabungan 2 kota terjadi karena adanya kenaikan IHK pada 11 kelompok pengeluaran.
“Secara agregat, inflasi year on year gabungan 2 kota sebesar 3,14 persen,” ujar Ilhamiwitri, Sabtu (2/12/2023)
Diantaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,69 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,84 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,92 persen; kelompok pendidikan sebesar 2,52 persen dan lainnya.
Sementara itu, andil komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil dominan terhadap inflasi y-on-y gabungan 2 kota di Sumatera Barat November 2023 antara lain cabai merah sebesar 0,79 persen.
Disusul rokok kretek filter dan beras masing-masing sebesar 0,28 persen; ikan cakalang/ikan sisik sebesar 0,26 persen. Lalu emas perhiasan sebesar 0,16 persen.
Kemudian, kentang sebesar dan mobil masing-masing sebesar 0,11 persen; rokok putih sebesar 0,09 persen; sekolah dasar sebesar 0,07 persen; bawang putih sebesar 0,05 persen; dan beberapa komoditas lainnya.
Sementara itu, andil komoditas yang mengalami penurunan harga dan memberikan andil dominan terhadap deflasi y-on-y antara lain ikan gembolo/ ikan aso-aso sebesar -0,10 persen.
Daging ayam ras sebesar -0,05 persen; jeruk, ayam hidup, kangkung, daging sapi masing-masing sebesar -0,03 persen; bayam, kelapa, tomat.
Lalu tarif kendaraan roda 4 online masing-masing sebesar -0,02 persen; dan beberapa komoditas lainnya.
Ia menambahkan pada November 2023, secara month to month (m-to-m) terjadi inflasi di Kota Padang sebesar 0,60 persen dan di Kota Bukittinggi terjadi inflasi sebesar 0,34 persen.
Secara agregat, inflasi m-to-m gabungan 2 kota tercatat sebesar 0,57 persen. (rdr/MC Padang)