“Oleh karena itu, saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk senantiasa mengobarkan semangat bela negara dalam dirinya masing-masing, tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengingatkan pentingnya peristiwa Hari Bela Negara (HBN) bagi Sejarah perjuangan bangsa.
“Menggelorakan semangat bela negara, bukan hanya tanggung jawab sebagian komponen bangsa dan pemerintahan, tetapi harus menjadi tugas dan semangat seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
Salah satu peristiwa penting dalam proses perebutan kemerdekaan, katanya, yakni peristiwa 19 Desember yang kemudian ditetapkan sebagai HBN.
“74 tahun lalu Indonesia menghadapi situasi genting karena agresi Belanda II, yang memaksa perpindahan ibu kota dari Yogyakarta ke Bukittinggi, hingga terbentuklah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI),” katanya.
Peristiwa tersebut, kata Mahyeldi, merupakan salah satu peristiwa sejarah penting bagi Indonesia yang berlangsung di luar Pulau Jawa.
Mahyeldi menekankan bahwa PDRI merupakan penyambung nyawa bagi NKRI. Bahkan, sangat memungkinkan jika PDRI tidak didirikan, maka Indonesia tidak akan berdiri tegak hingga hari ini.
“Oleh karena itu, semua komponen bangsa harus mengetahui betul tentang Sejarah Hari Bela Negara ini. Mudah-mudahan, pelaksanaan upacara ini semakin mengobarkan semangat kita dalam rangka menunjukkan pentingnya peran Sumbar dalam memberikan kontribusi untuk NKRI,” tuturnya. (rdr)