PADANG, RADARSUMBAR.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat (Sumbar) mengungkap perubahan pola konsumsi masyarakat secara signifikan di provinsi tersebut selama pandemi Covid-19.
“Dari hasil survei biaya hidup tahun 2022, BPS menemukan pola konsumsi masyarakat yang berubah akibat pandemi Covid-19,” kata Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto, Rabu (24/1/2024).
Sugeng mengatakan, saat Covid-19, konsumsi masyarakat meningkat termasuk setelah berakhirnya pandemi yang mengakibatkan peningkatan biaya hidup.
Salah satu bentuk perubahan tersebut ialah adanya komoditas yang sebelum terjadinya pandemi Covid-19 hanya dikonsumsi secara terbatas. Namun, saat Covid-19 melanda komoditas itu menjadi kebutuhan yang wajib.
“Sebagai contoh masker, hand sanitizer dan beberapa bentuk alat pelindung diri lainnya,” katanya.
Kemudian setelah pandemi berakhir sejumlah kebutuhan tersebut tetap digunakan masyarakat dan akhirnya menjadi kebutuhan sehari-hari.
Tidak hanya itu, BPS juga menemukan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat yang berkaitan dengan teknologi informasi.
Pada survei biaya hidup sebelumnya (tahun 2018) BPS Sumbar mencatat masyarakat mengeluarkan biaya untuk pembelian televisi tabung. Namun, pada survei 2022 masyarakat cenderung beralih ke pembelian televisi liquid crystal display (LCD).
“Dari survei biaya hidup yang kita lakukan komoditas makanan tetap menjadi yang utama dibanding komoditas lainnya,” katanya.
Survei biaya hidup tahun 2022 difokuskan pada empat lokasi yakni Kota Padang, Kota Bukittinggi, Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Dharmasraya. Sebelumnya, BPS setempat hanya fokus di Kota Padang dan Kota Bukittinggi.
Namun, berdasarkan evaluasi BPS Pusat survei biaya hidup tahun 2022 diperluas untuk menambah jumlah keterwakilan daerah. Tujuannya agar komoditas yang disurvei lebih lengkap.
“Jadi ada perbandingan yang komprehensif antara konsumsi masyarakat di desa dan di perkotaan. Artinya, survei ini lebih komprehensif,” tuturnya. (rdr/ant)