PADANG, RADARSUMBAR.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Barat mencatat sebanyak 215 Tempat Pemungutan Suara (TPS) masih belum terhubung jaringan listrik.
“Dari total 17.569 TPS di Sumbar, terdapat 215 TPS yang belum mendapatkan pasokan listrik,” ungkap Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Hubungan, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia KPU Sumbar, Jons Manedi, Rabu (24/1/2024).
Jons Manedi menambahkan sebagian besar TPS yang masih belum tersentuh oleh jaringan listrik tersebar di tiga kabupaten, yakni 11 TPS di Kabupaten Pesisir Selatan, 11 TPS di Kabupaten Solok, dan 174 TPS di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Selanjutnya, terdapat juga beberapa TPS di kabupaten lain, yakni 4 TPS di Agam, 6 TPS di Pasaman, 3 TPS di Dharmasraya, dan 6 TPS di Solok Selatan.
Pemungutan suara Pemilu 2024 tinggal kurang lebih 20 hari lagi, dan semua persiapan hampir rampung dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sementara, Ketua KPU Sumbar Surya Efitrimen menyatakan persiapan menuju hari “H” pemungutan suara telah dilakukan dengan baik. Proses sortir dan pelipatan surat suara telah selesai dilakukan. Bahkan, KPU juga sudah mendistribusikan logistik pemilihan, termasuk surat suara dan formulir lainnya, ke 19 KPU Kabupaten/Kota.
Surya Efitrimen menyatakan KPU Sumbar juga telah menetapkan 122.983 petugas untuk membentuk Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Mereka akan tersebar di 17.569 TPS yang akan melayani 4.088.606 pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap di Sumbar.
“Sosialisasi ini bertujuan memberikan pemahaman kepada semua stakeholder tentang tata cara pemungutan dan penghitungan suara yang baik dan benar, guna menciptakan pemilu yang berkualitas dan berkeadilan. Meskipun TNI dan Polri tidak memiliki hak pilih, pengetahuan mereka tentang proses pemungutan dan penghitungan suara dapat membantu menjelaskan kepada masyarakat sekitarnya dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih,” kata Surya Efitrimen.
Surya Efitrimen juga mengapresiasi sejumlah perguruan tinggi yang telah menunda jadwal perkuliahan sehingga mahasiswa dapat memilih sesuai domisilinya tanpa harus pindah memilih.
“Dari total pemilih tetap, pemilih terbanyak berasal dari kalangan milenial atau mahasiswa. Oleh karena itu, kami berterima kasih pada perguruan tinggi yang telah menunda awal masa perkuliahan dengan harapan dapat meningkatkan partisipasi pemilih,” ungkapnya. (rdr/mc))