“Kondisinya kini di bawah jembatan ada tiang penyangga, ketika debit air meningkat meluap ke permukiman warga seperti banjir lahar dingin yang terjadi beberapa hari lalu,” katanya.
Ia mengakui apabila tiang penyangga tidak ada, dampak banjir lahar dingin tidak akan separah kondisi yang terjadi sebelumnya.
Dalam waktu dekat, ia bakal melakukan rapat khusus dengan pemerintah kecamatan dan nagari atau desa dalam bahas pembangunan itu.
Kerugian dampak banjir lahar dingin itu sekitar Rp5,9 miliar dan kerugian ini berdasarkan pendataan yang dilakukan pascabencana yang berasal dari kerusakan lahan pertanian, infrastruktur dan lainnya.
Dari pendataan sekitar 65 hektare sawah tertutup lumpur, 69 rumah warga terdampak, dan 38 tempat usaha rusak.
Langkah-langkah darurat telah dilakukan secara aktif oleh Pemkab Agam termasuk evakuasi masyarakat ke tempat yang aman, pembersihan material banjir, serta mobilisasi armada dari Damkar dan mobil sampah. (rdr/ant)