BUKITTINGGI, RADARSUMBAR.COM – Ahli geologi dan vulkanologi Ade Edward menduga letusan Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanahdatar, Sumatera Barat (Sumbar) dipicu oleh tingginya intensitas curah hujan yang menghujani dapur magma gunung api tersebut.
“Ini pengaruh dari tingginya aktivitas magma gunung api yang bertemu langsung dengan curah hujan selama beberapa waktu terakhir,” kata Ade Edward di Padang, Rabu.
Ade mengatakan letusan gunung api 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu merupakan tipe freatik. Artinya, adanya aktivitas air yang jenuh di kawasan kawah gunung, kemudian bertemu langsung dengan dapur magma, sehingga memicu letusan.
Apalagi, sambung Ade, selama beberapa hari terakhir hujan terus mengguyur di sekitar kawasan gunung api tersebut. Air yang terakumulasi di dapur magma kemudian melepaskan tekanan ke permukaan.
“Jadi, ini terkait dengan kandungan air di puncak gunung api itu,” kata dia.
Pada kesempatan itu, Ade mengatakan bahwa meskipun status Gunung Marapi sudah diturunkan dari level siaga menjadi waspada per 1 Juli 2024 oleh