Agar Dapat Stimulus, Pemkab Agam Usulkan Tradisi Rakik-rakik di Danau Maninjau Masuk KEN

Rakik-rakik sedang belayar di Danau Maninjau, Kabupaten Agam. ANTARA/ HO-Humas Pemkab Agam

LUBUKBASUNG, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengusulkan tradisi rakik-rakik di Danau Maninjau untuk masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia pada 2025 dalam upaya melestarikan kebudayaan dan menarik kunjungan wisatawan ke daerah itu.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Agam Dedi Asmar di Lubuk Basung, Kamis, mengatakan rakik- rakik diusulkan masuk KEN, sehingga kedepan penyelenggaraan bisa mendapatkan stimulus pembiayaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Jika mendapat stimulus, tentu kegiatan ini dapat dihelat lebih meriah. Kita telah melakukan presentasi proposal KEN di hadapan kurator provinsi dan kini menunggu hasil seleksi untuk tahap kurasi terakhir,” katanya didampingi Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Disparpora Agam, Adek Ariani.

Ia mengatakan, tradisi yang melibatkan atraksi rakit hias ini telah menjadi bagian dari budaya masyarakat di sekitar Danau Maninjau sejak zaman penjajahan Belanda.

Tradisi ini berakar sejak masa penjajahan Belanda, ketika kegiatan ini dibuat untuk mengadu domba masyarakat lokal.

“Pada saat itu, setiap jorong dan nagari atau desa membuat rakit dengan badia batuang atau mariam dari bambu. Pertandingan suara dari rakit-rakit tersebut menjadi hiburan bagi para pemimpin Belanda,” katanya.

Ia mengakui tradisi rakik-rakik melibatkan rakit yang dibuat dari bambu, dihias menyerupai bangunan tradisional Minangkabau dan masjid, serta dilengkapi dengan badia batuang.

Tradisi ini biasanya diselenggarakan untuk meramaikan bulan Syawal.

“Rakik-rakik sudah terdaftar dalam kalender acara tahunan Kabupaten Agam,” katanya.

Ia menambahkan kapal tongkang juga digunakan dalam tradisi ini yang mencerminkan semangat gotong royong masyarakat dalam proses pembuatan rakit dan pelaksanaan acara.

Tahun ini, hanya dua nagari atau desa yang menggelar rakik-rakik yaitu Nagari Maninjau dan Tanjung Sani.

Namun jika proposal ini diterima KEN, ia berencana untuk melibatkan seluruh nagari di sekitar danau pada tahun mendatang.

Daerah salingka Danau Maninjau juga memiliki beragam atraksi budaya dan kesenian tradisional, termasuk pacu biduak, talempong uwaik-uwaik, dan permainan tradisional lainnya.

“Kami menggelar berbagai kegiatan setiap tahun untuk mengenalkan potensi daerah, melestarikan budaya, serta kearifan lokal melalui festival seni budaya di salingka Danau Maninjau,” katanya. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version