Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Badan Geologi Imbau Warga Waspada terhadap Potensi Letusan

Gunung Marapi erupsi lagi pada Sabtu (4/1/2025) pagi. (dok. istimewa)

Ilustrasi Gunung Marapi erupsi lagi pada Sabtu (4/1/2025) pagi. (dok. istimewa)

LUBUKBASUNG, RADARSUMBAR.COM – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi melaporkan bahwa tingkat aktivitas Gunung Marapi, yang terletak di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), mengalami peningkatan signifikan dalam dua minggu terakhir.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Padang, Selasa (7/1), menyebutkan bahwa secara visual aktivitas Gunung Marapi menunjukkan fluktuasi, dengan kecenderungan peningkatan dibandingkan dua minggu sebelumnya. “Dalam dua minggu terakhir, aktivitas Gunung Marapi mengalami peningkatan kembali, setelah sebelumnya relatif stabil,” ujar Wafid.

Laporan ini mengikuti hasil evaluasi perkembangan aktivitas Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar selama periode 16-31 Desember 2024. Peningkatan aktivitas vulkanik ini termasuk catatan terkait letusan dan kegempaan yang terdeteksi.

Pada Sabtu (4/1), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa Gunung Marapi mengalami letusan dengan kolom abu setinggi 1.000 meter. Meskipun demikian, meskipun ada peningkatan aktivitas, gempa letusan dan gempa vulkanik yang terekam masih tergolong rendah.

“Walaupun terdapat peningkatan jumlah gempa letusan dan gempa vulkanik, angka tersebut masih tergolong rendah. Peningkatan kegempaan ini dipandang sebagai fluktuasi alami,” tambah Wafid.

Dalam dua minggu terakhir, PVMBG mencatat adanya peningkatan kecepatan seismik yang menunjukkan penurunan tekanan di tubuh Gunung Marapi. Selain itu, nilai koherensi seismik menunjukkan adanya gangguan pada kestabilan medium di bawah permukaan gunung, yang menunjukkan bahwa kondisi internal Gunung Marapi masih dalam tahap fluktuasi.

“Deformasi tiltmeter menunjukkan kecenderungan yang relatif mendatar, namun dalam jangka panjang, ada indikasi deflasi (pengempisan) pada tubuh gunung api,” jelas Wafid.

Meskipun potensi terjadinya letusan besar seperti yang terjadi pada Desember 2023 masih kecil, Wafid mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya letusan atau erupsi vulkanik lainnya. “Potensi terjadinya letusan tetap ada, meskipun kecil kemungkinan terjadinya letusan besar seperti yang kita alami pada akhir tahun lalu,” katanya.

Badan Geologi dan PVMBG terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Marapi dan mengimbau masyarakat untuk tetap mengikuti perkembangan informasi terkait kondisi gunung api tersebut, serta menaati setiap instruksi yang diberikan oleh otoritas setempat. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version