BKSDA Sumbar Pasang Kandang Jebak Evakuasi Harimau di Pagadih Agam

BKSDA Sumbar memutuskan melakukan evakuasi satwa ini setelah mendapatkan gambaran visualnya.

Kandang jebak yang dipasang BKSDA Sumbar di Pagadih, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam. (Dok HO/BKSDA Sumbar)

Kandang jebak yang dipasang BKSDA Sumbar di Pagadih, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam. (Dok HO/BKSDA Sumbar)

Follow WhatsApp Channel, Telegram, Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru

AGAM, RADARSUMBAR – Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar memasang satu unit kandang jebak untuk mengevakuasi harimau sumatera (Panthera tigris Sumatrae) yang muncul di Pagadih Hilia, Nagari atau Desa Pagadih, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam.

“Kita memasang satu unit kandang jebak tidak jauh dari lokasi sapi warga setempat diserang harimau,” kata Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar Ade Putra di Lubuk Basung, Senin.

Ia mengatakan BKSDA Sumbar memutuskan melakukan evakuasi satwa ini setelah mendapatkan gambaran visualnya.

Dari hasil camera trap yang dipasang diketahui satwa dalam kondisi cacat atau buntung pada kaki kiri depan, sehingga perlu diselamatkan.

Selain itu satwa juga sudah sering muncul didekat pemukiman warga, akibat kemampuan berburunya yang sudah tidak maksimal.

“Demi keselamatan satwa dan keamanan warga, satwa kita putuskan untuk dievakuasi dengan menggunakan kandang jebak,” katanya.

Sebelumnya, sapi diduga diserang satwa langka dan dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 sebagaimana telah diubah Undang-Undang 32 Tahun 2024 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, pertama kali ditemukan oleh pemiliknya Rinaldi.

Melihat sapi mengalami luka diduga diserang harimau, ia melaporkan kejadian tersebut ke wali jorong dan Bhabinkamtibmas setempat.

“Wali jorong dan Bhabinkamtibmas melaporkan kejadian itu ke BKSDA Sumbar dan kita langsung turun ke lokasi,” katanya.

Ia mengimbau warga setempat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menjalankan aktivitas terutama pada malam hari, pergi ke kebun lebih dari dua orang. Lalu melakukan pengamanan ternak ke sekitar rumah, membuat api sekitar kandang dan lainnya.

“Imbauan itu telah kita sampaikan ke warga saat pertemuan di Masjid Nurul Iman Pagadih Hilia, Jumat (24/1) dan saat berkumpul dengan masyarakat setempat,” katanya. (rdr/ant)

Exit mobile version