Puncaknya, pada 22 dan 26 Januari, Gunung Marapi mengalami dua kali letusan dalam satu hari. Teranyar, pada Minggu malam (26/1), gunung yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini kembali meletus dengan tinggi kolom abu mencapai 500 meter.
Abu vulkanik teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal, condong ke arah barat laut. Erupsi kali ini terekam dengan amplitudo maksimum 30,2 milimeter dan durasi sekitar 29 detik.
Mengingat fluktuasi erupsi Gunung Marapi, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) mengingatkan masyarakat untuk selalu mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Rekomendasi yang diberikan antara lain adalah agar masyarakat, pendaki, dan pengunjung tidak memasuki atau berkegiatan di dalam radius tiga kilometer dari pusat erupsi, yaitu Kawah Verbeek. Selain itu, PVMBG juga mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar, terutama saat musim hujan. (rdr/ant)
Komentar