LUBUK BASUNG, RADARSUMBAR.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat otal kerugian bencana alam di daerah itu selama Januari sampai 20 Agustus 2021 mencapai Rp1,6 miliar.
“Kerugian itu berasal dari kerusakan rumah akibat tertimpa pohon, atap diterbangkan angin dan lainnya,” kata Kepala Pelaksana BPBD Agam, Muhammad Lutfi Ar di Lubukbasung, Minggu.
Ia mengatakan, kerugian itu berasal dari 249 kali bencana alam yang terjadi di 16 kecamatan di daerah itu.
Ke 16 kecamatan itu yakni, Kecamatan Banuhampu lima kejadian dengan kerugian Rp10 juta, Ampekkoto empat kejadian dengan kerugian Rp15 juta, Tanjungraya 16 kejadian dengan kerugian Rp157 juta, Malalak 11 kejadian dengan kerugian Rp150 juta.
Sedangkan Kecamatan Ampeknagari lima kejadian dengan kerugian Rp5,5 juta, Tanjungmutiara 11 kejadian dengan kerugian Rp49 juta, Lubukbasung 17 kejadian dengan kerugian Rp36 juta, Matur 11 kejadian dengan kerugian Rp5 juta.
Sementara di Kecamatan Tilatangkamang tujuh kejadian dengan kerugian Rp36 juta, Baso 54 kejadian dengan kerugian Rp687 juta, Palembayan dua kejadian dengan kerugian Rp40 juta.
Selain itu, di Kecamatan Sungaipua 23 kejadian dengan kerugian Rp136 juta, Canduang empat kejadian dengan kerugian Rp29 juta, Ampekangkek dua kejadian dengan kerugian Rp6 juta, Palupuh tujuh kejadian dan Kamangmagek 53 kejadian dengan kerugian Rp357 juta.
“Angin puting beliung paling banyak terjadi di daerah itu mengakibatkan atap rumah diterbang angin dan pohon meninpa bangunan,” katanya. Ia mengakui, Agam merupakan daerah rawan bencana karena berada di perbukutan, dataran rendah, gunung marapi, laut dan lainnya.
Dengan kondisi itu, ia mengimbau warga yang tinggal di dataran tinggi, sepanjang sungai dan dataran rendah untuk meningkatkan kewaspadaan tanah longsor dan banjir. “Kita juga mengimbau pengendara untuk berhati-hati melewati daerah perbukitan dan segera mencari daerah lebih aman apabila melihat tanda-tanda longsor,” katanya. (ant)
Komentar