LUBUKBASUNG, RADARSUMBAR.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat sebanyak 173.334 jiwa masyarakat daerah itu tinggal di sekitar Gunung Marapi yang sempat erupsi pada Sabtu (7/1/2023).
“Ke 173.334 jiwa itu berasal dari 50.257 kepala keluarga,” kata Kepala Pelaksana BPBD Agam, Bambang Warsito di Lubukbasung, Selasa.
Ia mengatakan, ke 173.334 jiwa itu tersebar di lima kecamatan dan 30 nagari atau desa adat. Lima kecamatan itu yakni, Kecamatan Sungaipua sebanyak 27.127 jiwa dengan 7.443 kepala keluarga, Kecamatan Canduang 25.679 jiwa dengan 7.596 kepala keluarga.
Sedangkan Kecamatan Banuhampu 38.431 jiwa dengan 10.869 kepala keluarga, Baso 37.099 jiwa dengan 11.351 kepada keluarga dan Ampekangkek 44.998 jiwa dengan 12.998 kepala keluarga. “Kecamatan Sungaipua dengan lima nagari, Canduang tiga nagari, Banuhampu tujuh nagari, Baso enam nagari dan Ampekangkek tujuh nagari,” katanya.
Ia menambahkan, Bupati Agam telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 360/20/BPBD-AG/I/2023 tentang Imbauan Untuk Meningkatkan Kewaspadaan Bagi Masyarakat yang Berada di Kawasan Gunung Api Marapi. Dalam surat edaran itu, masyarakat dan pengunjung diminta untuk mengosongkan wilayah di sekitar kawasan Gunung Api Marapi dengan radius tiga kilometer dari kawah atau puncak.
Lalu dilarang melakukan aktivitas pendakian atau wisata ke Gunung Api Marapi dan masyarakat diminta untuk tidak panik dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap ancaman erupsi Gunung Api Marapi. “Surat edaran telah disampaikan ke lima kecamatan dan 30 nagari,” katanya.
Ia mengakui, surat edaran itu keluar usai terjadinya erupsi di Gunung Api Marapi. Informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan bahwa Gunung Api Marapi saat ini berada pada status level dua atau waspada. Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah terjadi erupsi sebanyak 81 kali semenjak 7-10 Januari 2023. (rdr/ant)