Ia mengakui, kematian ikan itu dampak dari angin kencang disertai curah hujan cukup tinggi pada Minggu, (14/5).
Kondisi itu mengakibatkan terjadinya pembalikan air dari dasar ke permukaan danau, sehingga oksigen berkurang di dasar danau.
Setelah itu ikan menjadi pusing dan beberapa jam setelah kejadian itu langsung mati dan mengapung ke permukaan.
“Penyuluh perikanan masih melakukan pendataan ikan yang mati dampak dari kekurangan oksigen itu,” katanya.
ia mengimbau petani melakukan panen dini dengan memindahkan ke kolam air tenang dalam rangka mengantisipasi kematian ikan yang berdampak kerugian cukup besar.
“Segera panen ikan untuk mengantisipasi kerugian cukup besar dan keramba jaring apung terisi sekitar 40 persen dari 23.359 petak,” katanya. (rdr/ant)