Ia menambahkan, melalui kolaborasi yang kuat antara sektor publik dan swasta, pelatihan digitalisasi desa wisata di Kotomarapak, Lambah, Kabupaten Agam, diharapkan dapat menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain yang ingin mengembangkan potensi pariwisata mereka melalui pemanfaatan teknologi modern.
Desa Kotomarapak dikenal sebagai salah satu desa adat yang masih mempertahankan kearifan lokal budaya Minangkabau.
“Kekayaan budaya ini mencakup rumah adat, arsitektur unik dan beragam praktik kehidupan sehari-hari yang terkait erat dengan tradisi Minangkabau,” katanya.
Sementara Chief Executive Officer (CEO) Atourin Reza Permadi mengatakan digitalisasi adalah kunci untuk memajukan sektor pariwisata di era teknologi saat ini.
“Dengan memadukan kekayaan alam dan budaya dengan teknologi modern, desa-desa ini akan menjadi tujuan wisata yang lebih menarik dan berkelanjutan,” katanya.
Ia menambahkan, Atourin sebagai mitra teknologi dalam proyek ini memberikan pelatihan mengenai penggunaan aplikasi dan platform digital khusus untuk memasarkan dan mengelola desa wisata.
Mereka juga memberikan panduan tentang cara mengintegrasikan teknologi dalam aktivitas sehari-hari seperti, manajemen penginapan, pemesanan online dan promosi melalui media sosial. (rdr/ant)