Status Siaga Gunung Marapi Dievaluasi, Bupati Agam: Harus Siap dengan Segala Kemungkinan Terburuk

Suka tidak suka, mau atau tidak, semua langkah harus ditempuh dalam upaya mitigasi bencana erupsi termasuk simulasi gabungan.

Sawah dan ladang warga di lereng Gunung Marapi yang saat ini berstatus Siaga atau Level III. BPBD Agam mencatat untuk sementara terdata 126 jiwa berada di lokasi berbahaya radius 4,5 kilometer dari puncak. (ANTARA/AL FATAH)

Sawah dan ladang warga di lereng Gunung Marapi yang saat ini berstatus Siaga atau Level III. BPBD Agam mencatat untuk sementara terdata 126 jiwa berada di lokasi berbahaya radius 4,5 kilometer dari puncak. (ANTARA/AL FATAH)

LUBUK BASUNG, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam bersama unsur TNI-Polri dan tim gabungan lainnya melakukan evaluasi bersama setelah satu minggu penetapan status level III atau Siaga Gunung Marapi.

Rapat evaluasi tersebut dilaksanakan di Kantor Wali Nagari Batu Palano, Selasa (16/1/2024) siang.

Lokasi tersebut juga menjadi posko utama penanganan musibah erupsi Marapi yang saat ini diberlakukan status Siaga Darurat oleh pemerintah daerah setempat.

“Kami selalu berkoordinasi dengan seluruh pihak untuk menangani dampak erupsi. Dengan status level Siaga, Pemerintah Daerah (Pemda) harus siap siaga dengan segala kemungkinan terburuk yang disepakati melalui rapat evaluasi,” kata Bupati Agam, Andri Warman.

Andri mengatakan, status siaga darurat ditetapkan sejak 10 hingga 24 Januari 2024, namun bisa diperpanjang menyesuaikan dengan situasi keamanan.

“Saya meminta satu data informasi yang disebarluaskan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga masyarakat tidak terpengaruh dengan kabar palsu atau hoaks,” katanya.

Andri Warman menegaskan seluruh tim gabungan bersiaga 24 jam termasuk menerapkan langkah simulasi gabungan evakuasi Gunung Marapi.

“Suka tidak suka, mau atau tidak, semua langkah harus ditempuh dalam upaya mitigasi bencana erupsi termasuk simulasi gabungan. Kami akan sepakati secara teknis dengan melihat perkembangan Marapi,” katanya.

Komandan Distrik Militer (Kodim) 0304/Agam, Letkol Arm Bayu Ardhitya Nugroho mengeklaim telah mempersiapkan belasan lokasi evakuasi sementara untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

“Ada 13 lokasi evakuasi sementara yang disiapkan, berada di daerah berjarak delapan hingga 15 kilometer dari puncak gunung. Perlu pemaksimalan sarana dan fasilitasnya,” katanya.

Ia meminta koordinasi yang jelas dari posko-posko yang telah didirikan sehingga menghasilkan satu informasi yang sama untuk keperluan warga terdampak ataupun publikasi media.

“Musibah erupsi Marapi menjadi perhatian nasional, saya meminta kelengkapan informasi di posko utama di Batu Palano ini dimaksimalkan. Tolong diaktifkan betul hingga semua data bisa disinkronkan,” katanya.

Sesuai arahan dari Gubernur Sumbar dan Danrem 032/Wirabraja, ia meminta semua pihak terkait bertindak sesuai bidang masing-masing dan saling mengingatkan agar jangan sampai lengah.

“Ada ribuan warga yang harus dievakuasi jika eskalasi Marapi meningkat. Mari berbuat yang terbaik untuk situasi terburuk,” katanya.

Sementara itu, Kapolresta Bukittinggi, Kombes Yessi Kurniati memastikan kepolisian bekerjasama dengan seluruh pihak untuk memastikan keamanan warga terdampak erupsi termasuk pengawalan hak pilih mereka pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Polisi tidak berjalan sendiri, semua berjalan bersama. Kami telah mendata warga di radius 4,5 kilometer dan semua aman memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena TPS itu berada di 5,2 kilometer dari puncak,” katanya.

Selain itu, Polda Sumbar akan memberikan konsultasi atau Healing Psikologi massal untuk warga khususnya anak-anak yang berada di daerah rawan bencana erupsi Gunung Marapi. (rdr)

Exit mobile version