Pada awal-awal dulu lanjutnya, transfusi dari dilakukan di RSUP M Djamil. Namun, lantaran terkendala biaya, Upik meminta transfusi dilakukan di RSUD Lubukbasung. Sejak saat itu Zikri berulang setiap bulan ke RSUD dan kontrol ke RSUP M Djamil.
“Sekarang usia Zikri sudah 7 tahun 3 bulan, artinya sudah 6 tahun 9 bulan Zikri berjuang melawan penyakit yang diidapnya,” sebut ibu tiga anak ini.
Makin hari kehidupan yang dijalani Upik makin sulit. Perekonomiannya hanya mengandalkan berjualan asongan. Upik mengaku kewalahan, ia takut kalau-kalau tak mampu lagi membiayai pengobatan anaknya.
“Kalau pengobatan sudah ada BPJS, tapi untuk biaya kebutuhan selama berobat ditanggung sendiri. Saya hanya orang biasa yang hidupnya serabutan,” kata Upik.
Beragam cara dilakukan Upik demi memenuhi kebutuhan buah hati. Cibiran, hinaan dan makian sudah menjadi kesehariannya. Upik hanya berharap terus diberi kesehatan agar dapat terus berjuang bersama anak tercinta.
“Sakit hidup apalagi yang belum dilalui, semua sudah dilewati dengan cucuran air mata. Doa saya semoga Allah menyehatkan tubuh saya, diberi mental yang kuat menghadapi hinaan, cacian, fitnah demi berjuang untuk anak,” ujarnya.
Soal bantuan pemerintah, Upik mengaku sudah pernah menerima beberapa, seperti bantuan yang diambilnya dari PT Pos Indonesia yang ia sendiri tidak tau sumbernya sebanyak dua kali, bantuan yang diambilnya dari Kantor Nagari berupa uang Rp600 ribu sebanyak satu kali dan sembako dua kali. Dirinya juga melakukan penggalangan dana melalui situs fundraising.
“Bantuan untuk pengobatan sendiri dibantu oleh bako Zikri, sanak saudara, teman dan para dermawan. Kami juga pernah meminta bantua BAZ beberapa tahun lalu,” sebutnya.
Saat ini Upik masih membutuhkan uluran tangan dermawan. Upik sengaja membuka rekening bank bagi para dermawan yang berniat membantu meringankan beban pengobatan anaknya.
“Saya cuma ada rekening Pak, nomornya 16020210022143 Bank Nagari atas nama Upik Ramlah,” tutupnya. (rdr)