Bukittinggi Dihoyak Gempa Tiga Kali Berturut-turut, Warga Panik

Jam Gadang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. (Antara/Al Fatah)

BUKITTINGGI, RADARSUMBAR.COM – Kota Bukittinggi, Sumatera Barat diguncang tiga kali gempa tektonik pada Minggu (26/5). Gempa terjadi masing-masing di jam 10.38 WIB, 10.46 WIB dan 11.14 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis pusat gempa berada di 5 kilometer barat daya Bukittinggi dengan kedalaman berbeda.

Gempa awal di 10.38 WIB bermagnitudo 2,7 di kedalaman 3 kilometer, selanjutnya gempa kedua di 10.46 WIB bemagnitudo 3,7 di kedalaman 7 kilometer serta gempa ketiga bermagnitudo 2,8 di kedalaman 10 kilometer.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal,” kata Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi, Minggu.

Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Padang Panjang, Bukittinggi, dan Agam dengan skala intensitas II – III MMI (Getaran dirasakan seperti truk yang melintas ).

“Untuk Payakumbuh II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi Tsunami,” kata Suaidi.

BMKG merekomendasikan kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” kata dia.

Meski tidak dilaporkan adanya kerusakan berarti atau adanya korban, gempa ini membuat warga di Bukittinggi hingga sekitar Gunung Marapi Kabupaten Agam kembali panik dan keluar rumah.

“Yang pertama dalam pikiran kami adalah Gunung Marapi. Kami takut adanya letusan atau runtuhnya material di hulu karena baru beberapa hari terjadi banjir lahar dingin karena material yang turun ke bawah,” kata seorang warga Agam, Widia (35). (rdr/ant)

Exit mobile version