“Alasan pemko membuat program ini ekonomi sedang turun, penghasilan masyarakat menurun, jumlah orang miskin terus bertambah, kami ingin pemerintah hadir untuk mengurangi beban mereka melalui biaya pendidikan yang kami tanggung untuk mengurangi beban rakyat,” katanya.
Wako berpesan agar guru honorer yang mengajar di tingkat SMA semakin semangat dengan adanya bantuan ini. “Semoga semakin semangat dalam mentransfer ilmu pengetahuan, dan lebih meningkatkan performa dalam mendidik anak anak kita sehingga kualitas pendidikan di Bukittinggi semakin meningkat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bukittinggi Melfi Abra mengatakan kebijakan itu merupakan bentuk perhatian kepada kesejahteraan guru melalui strategi kebijakan.
“Sejak tahun 2017 kewenangan pembinaan telah beralih dibawah Pemerintah Provinsi, sehingga Pemerintah Kota Bukittinggi tidak lagi memberikan subsidi, setelah 5 tahun berjalan, pada masa Pemerintahan Wali Kota Erman Safar mewujudkan bentuk perhatian kepada kesejahteraan guru honorer dengan mencari strategi kebijakan yang mungkin untuk dilakukan untuk memunculkan kembali subsidi ini,” jelasnya.
Ia mengatakan bantuan kepada guru honorer yang tergabung dalam IGHI tersebut telah sesuai dengan ketentuan Permendagri No. 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah. (ant)