“Dengan penambahan muatan lokal ini, pelajar SD dan SMP Negeri, akan mendapat pembelajaran, untuk mengisi mental mereka sesuai prinsip Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah, ini penting bagi generasi muda untuk tidak terjerumus pada efek negatif perkembangan teknologi,” pungkasnya.
Kebijakan tidak populer ini menjadi sorotan dari berbagai pihak yang pada umumnya mendapat dukungan penuh oleh masyarakat karena memberikan dampak positif bagi mental dan spiritual generasi penerus bangsa khususnya dari Kota Bukittinggi.
“Sangat mendukung penambahan muatan lokal ini, adab dan akhlak generasi muda harus dibangun sebaik-baiknya sejak dini, apalagi ditambah dengan program satu kelurahan satu tahfiz,” kata seorang warga, Nurhayati (34).
Ia menambahkan harapan agar pembelajaran tambahan yang diberikan tidak ditambah dengan kewajiban memakai pakaian adat khusus saat proses belajar mengajar. “Itu harapannya, agar bagi orangtua dan walimurid yang kurang mampu juga diperhatikan agar bisa tidak harus membeli tambahan pakaian seragam lagi,” katanya. (rdr/ant)