BUKITTINGGI, RADARSUMBAR.COM – Kepolisian Kota Bukittinggi, Sumatera Barat meminta partisipasi aktif dan kewaspadaan warga khususnya orangtua dalam mengantisipasi kasus penculikan anak setelah adanya kejadian seorang pelajar yang nyaris diculik di Kota Padang.
“Tidak hanya di Padang, di Bukittinggi ini juga ada balita yang sempat dibawa kabur Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) beberapa waktu lalu, untuk itu beberapa langkah kami siapkan,” kata Kapolsekta Bukittinggi, Kompol Zamzami di Bukittinggi, Rabu.
Ia mengatakan langkah yang disiapkan saat ini antaranya memaksimalkan peran dan fungsi Bhabinkamtibmas, pengaktifan pos ronda dan meminta informasi sekecil apapun dari seluruh warga.
“Kami sudah berikan instruksi kepada seluruh Bhabin yang ada di kelurahan untuk memberikan imbauan dan penyuluhan terkait isu yang berkembang di tengah masyarakat, pos ronda juga disegerakan aktif,” kata Kapolsekta.
Ia menyebut ada beberapa kemungkinan penyamaran yang dilakukan penculik anak yang kini menjadi topik pembicaraan.
“Kabar ini sudah tersebar di kelompok masyarakat baik di media sosial atau lembaga, konfirmasinya sudah pasti terjadi di Padang, penyamarannya bisa menjadi pedagang, orang kurang waras, ibu hamil, pengemis dan lainnya,” katanya.
Ia mengatakan kemungkinan munculnya kasus penculikan anak bisa saja terjadi di Bukittinggi hingga perlu kewaspadaan penjagaan terhadap anak di lingkungan masing-masing.
“Kita tentu tidak ingin adanya laporan anak hilang di daerah ini, antisipasinya harus sejak dini, awasi aktivitas anak dimana saja, lingkungan rumah apalagi di pasar dan keramaian,” kata Kapolsek.
Ia mengatakan, kasus anak usia 18 bulan yang sempat dilarikan oleh seorang perempuan di Pasar Bawah di akhir 2022 lalu harus menjadi pelajaran dan pengingat penting bagi orangtua.
“Beruntung itu ada yang melihat hingga petugas bisa segera mengamankan, walau pelaku diduga dalam gangguan kejiwaan, bukan berarti tidak membahayakan kepada keselamatan anak,” kata Zamzami
Seorang warga Bukittinggi, Nurhayati (35) menyambut baik imbauan dan langkah yang disiapkan kepolisian di Bukittinggi.
Ia mengatakan dengan status Kota Bukittinggi sebagai kota pendidikan dan banyak sekolah di daerah itu, ia berharap kepolisian juga menempatkan petugas di sekitar sekolah.
“Apalagi di jam rawan, saat masuk belajar dan pulang, anak -anak kami tentu lebih aman jika ada petugas keamanan berjaga, yang namanya anak tentu masih lugu rawan ditipu,” katanya.
Ia berharap selain petugas kepolisian, sekolah-sekolah di Bukittinggi juga diawasi oleh Satpol-PP untuk memberi rasa aman kepada orang tua dan warga terkait kasus penculikan anak. (rdr/ant)