BUKITTINGGI, RADARSUMBAR.COM – Pedagang Kaki Lima (PKL) di seputaran Jam Gadang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mulai mengenakan seragam adat sebagai inovasi baru arahan pemerintah setempat untuk kemajuan wisata.
“Para PKL menggunakan pakaian adat demi memperbaiki layanan Bukittinggi dalam kepariwisataan untuk selalu memperbaiki diri demi kemajuan wisata,” kata Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar di Bukittinggi, Rabu.
Selain PKL, ia meminta petugas Satpol-PP mengenakan penutup kepala dari seragam adat daerah.
Khusus PKL di jalur pedistrian Jam Gadang, Pemko menambahkan bantuan berupa gerobak mini dengan tampilan menarik yang dipergunakan pedagang berjualan.
“Kami berikan bekal nilai-nilai kebudayaan, PKL dengan tampilan baru pakaian adat dan petugas keamanan agar menjadi penarik pengunjung berwisata ke Bukittinggi,” katanya.
Ia mengatakan untuk pedagang pria akan memakai baju bewarna hitam Taluak Bulango (baju khas Minangkabau), celana batik dan pakai penutup kepala yang disebut Deta.
“Untuk pedagang yang perempuan memakai baju kurung atau gamis warna hitam, itu kami akan berikan, juga tanda pengenal resmi,” katanya.
Ia menyebut sebanyak lebih kurang 490 PKL telah didata dengan lokasi berjualan antaranya di Jalan Cindua Mato, Jalan Minangkabau, Pasar Atas, Pasar Lereng, Jenjang Gudang dan khususnya seputaran Jam Gadang.
“Garis besarnya adalah dengan ekonomi sulit, kami carikan solusinya PKL dibekali nilai-nilai kebudayaan dalam bentuk pakaian, tata cara dan aturan dalam berjualan, kemudian kehadiran mereka jadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung,” katanya.
Seorang pengunjung Taman Jam Gadang, Fadli (42) mengatakan ketertarikannya dengan inovasi yang dilakukan Wali Kota Erman Safar untuk pedagang.
“Pemandangan menjadi lebih teduh dengan seragam adat yang digunakan pedagang, lebih rapi, tidak lagi semrawut, Bukittinggi semakin diminati wisatawan tentunya,” katanya.
Ia menambahkan harapannya agar tampilan pedagang dengan seragam adat dapat dipertahankan seterusnya agar bisa membedakan antara pedagang resmi dan tidak.
“Apalagi jelang puasa dan Lebaran nanti, pasti wisatawan akan lebih rami, inovasi dari Pemko Bukittinggi menjadi ketertarikan tersendiri bagi kami agar spot kunjungan terus diperbarui,” pungkasnya. (rdr/ant)