Sementara Maradis dari Bawaslu Dharmasraya menekankan pentingnya peran pengawas pemilu dalam mencegah praktik-praktik tidak fair dalam pemilu.
“Bawaslu akan terus berupaya untuk menciptakan pemilu yang jujur dan adil,” tegasnya.
Kotak Kosong Jadi Peringatan
Fenomena kotak kosong dalam Pilkada Dharmasraya menjadi perhatian khusus dalam diskusi ini. Para narasumber sepakat bahwa ini adalah bentuk protes dari masyarakat terhadap praktik politik yang tidak sehat.
“Kotak kosong adalah suara hati rakyat yang menginginkan perubahan,” ujar Harry.
Di akhir diskusi, para peserta sepakat bahwa untuk mengatasi masalah politik uang, diperlukan kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh komponen masyarakat.
“Kita harus berani melawan praktik-praktik kotor dalam politik. Kita harus memilih pemimpin yang benar-benar amanah dan peduli pada rakyat,” ajak Simaratul.
Diskusi ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi masyarakat Dharmasraya untuk bersama-sama membangun demokrasi yang lebih baik.
Dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi politik, diharapkan praktik politik uang dapat dikurangi dan kualitas demokrasi di Indonesia dapat terus meningkat. (rdr)