“Ini jelas telah mencoreng muka kami selaku niniak mamak. Masak seorang wali nagari melakukan hal seperti ini,” tegas Tuak Judin, salah seorang niniak mamak, Sabtu (1/2/2025) malam.
Kasus ini terungkap setelah tiga dari empat pelaku secara terang-terangan membahas aksi mereka di sebuah warung.
Tanpa mereka sadari, percakapan tersebut didengar langsung oleh seorang anggota kepolisian setempat, yang kemudian melaporkan kejadian itu kepada tokoh-tokoh nagari.
Saat dikonfirmasi terkait dugaan perilaku tak senonoh itu, oknum Wali Nagari berinisial S mengakui kesalahannya.
“Saya akui kita salah. Pada manusia saya minta maaf, pada Allah saya minta ampun,” ujarnya melalui telepon sambil tertawa.
Tragedi yang mencoreng kehormatan nagari ini juga berdampak pada mahasiswi KKN UNP. Mereka sempat dipindahkan ke rumah warga yang jauh dari kediaman wali nagari demi keamanan.
Namun, setelah adanya kesepakatan dan jaminan pengamanan, mahasiswi tersebut akhirnya kembali ke tempat semula.
Hingga berita ini diterbitkan, desakan dari niniak mamak dan tokoh masyarakat agar wali nagari mundur terus menguat. Masyarakat menilai, tindakan tegas perlu diambil demi menjaga marwah nagari Koto Beringin. (rdr)