SOLOK, RADARSUMBAR.COM-Bupati Solok Epyardi Asda sepertinya mulai gerah dengan banyaknya tudingan yang mengarah pada kepemimpinannya akhir-akhir ini. Bahkan, Jumat (25/6) Bupati saat menjawab pertanyaan Fraksi PPP di hadapan sidang paripurna DPRD terkait pembayaran zakat ratusan juga Rupiah itu, dia sempat menyinggung Pilkada 2024.
“Pilkada sudah selesai, Pileg (pemilihan legislatif, red) masih jauh tahun 2024. Bagi yang berniat maju, silahkan lawan saya di 2024, karena saya akan maju lagi. Sia berani lawan saya?” tantang Epyardi yang maju di Pilkada 2020 bersama Jon Firman Pandu ini.
Kata Epyardi, meski secara pribadi dia tak mau maju lagi, tapi kalau untuk masyarakat Kabupaten Solok dia akan tetap berjuang. “Capek. Saya ingin membangun Kabupaten Solok, kampung halaman saya. Mobil dinas tak saya terima, rumah dinas tak saya terima. Saya punya sendiri,” kata Epyardi yang pelantikannya sempat tertunda karena sang lawan Novi Candra menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Epyardi masih sempat “curhat” di hadapan paripurna DPRD itu terkait suka dukanya sebagai Bupati periode 2021-2024 itu. “Bapak pikir saya senang? Ini lillahi taala. Ini bukti cinta saya kepada Kabupaten Solok,” kata Epyardi yang pernah tiga periode menjadi anggota DPR RI ini.
Sebelumnya diketahui, Bupati Solok Epyardi Asda menjawab pertanyaan Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) DPRD Kabupaten Solok Dr Dendi MA terkait pembagian zakat yang diserahkan oleh Bupati di kediamannya. Padahal, dana zakat itu berasal dari dana Baznas Kabupaten Solok bukan dana pribadi. Dia mengatakan, pembayaran zakat Baznas tidak melibatkan dirinya, karena di waktu yang sama dia juga membagikan zakat pribadi senilai Rp5 miliar. (rdr)