Harga Bawang Merah Tingkat Petani di Solok Naik Jadi Rp28 Ribu Perkilo

Terjadi kenaikan harga bawang merah lebih 100 persen, karena sebelumnya saat Ramadhan harga bawang merah hanya berkisar Rp13 ribu untuk ukuran besar.

Salah seorang petani Matur, Budi Farma sedang berada di lokasi penyimpanan bawang merah. Dok (Antara/Yusrizal)

Ilustrasi salah seorang petani Matur, Budi Farma sedang berada di lokasi penyimpanan bawang merah. Dok (Antara/Yusrizal)

ALAHAN PANJANG, RADARSUMBAR.COM – Harga bawang merah tingkat petani di sentra produksi hortikultura Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok naik menjadi Rp28 ribu per kilogram usai Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.

“Terjadi kenaikan harga bawang merah lebih 100 persen, karena sebelumnya saat Ramadhan harga bawang merah hanya berkisar Rp13 ribu untuk ukuran besar,” kata Yusra (34), salah seorang petani bawang merah di Alahan Panjang, Selasa.

Dia mengatakan, harga bawang merah sebesar Rp28 ribu per kg tersebut untuk ukuran super jumbo, sementara jenis lain lebih rendah dari harga pasaran itu.

Harga bawang peking atau bawang goreng, yang meski mengalami kenaikan, tetapi patokan harganya hanya di kisaran Rp20 ribu per kg, naik dari harga sebelumnya Rp17 ribu per kg.

Sementara harga cabai merah mengalami penurunan menjadi hanya di kisaran Rp18 ribu per kilogram dibandingkan sebelumnya Ramadhan yang mencapai Rp27 ribu per kg.

Mardi (50), salah seorang petani Alahan Panjang lainnya menyebutkan untuk harga bahan pokok lainnya relatif stabil. Tomat masih stabil Rp5 ribu per kg, kubis Rp2 ribu per kg, dan kentang Rp10 ribu per kg..

Ia berharap harga tanaman hortikultura di daerah itu kalaupun tidak mengalami kenaikan, setidaknya masih tetap stabil. Karena harga pupuk saat ini yang cukup tinggi, demikian juga dengan pestisida untuk membasmi hama.

Mardi mengatakan mayoritas pekerjaan masyarakat di daerah itu sebagai petani tanaman hortikultura yang rata-rata menggunakan pestisida. Sangat jarang ditemukan petani di daerah itu yang menggunakan pupuk organik.

Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Audy Joinaldy telah mengimbau kepada petani agar mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan karena berdampak terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan.

Imbauan tersebut disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok pada Minggu (26/3) agar petani setempat mengurangi penggunaan pestisida.

Audy mengatakan kendati sulit untuk sepenuhnya beralih ke pertanian organik, namun secara perlahan-lahan penggunaan pestisida harus dikurangi. Hal ini dilakukan untuk menjaga resistensi, kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.

“Kami mengimbau para petani untuk memperhatikan dosis penggunaan pestisida. Karena berdasarkan data di Alahan Panjang penggunaannya cukup tinggi. Peran dari penyuluh juga harus kita tingkatkan,” ujar Audy. (rdr/ant)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version