SOLOK, RADARSUMBAR.COM – Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan SDM Kabupaten Solok Muliadi Marcos yang hadir mewakili Bupati Solok Epyardi Asda menyampaikan bahwa stunting adalah tumbuh kembang anak yang tidak wajar perkembangannya yang disebabkan oleh kekurangan gizi sehingga berdampak kepada rendahnya IQ anak.
Bantuan PMT dan penyediaan air bersih ini sangat sejalan dengan Indonesia Emas 2045. “Diharapkan pada 2045 nanti, baduta stunting ini bisa keluar dari berbagai persoalan. Makanya, PMT dan penyediaan air bersih di Labuah Panjang ini sangat besar manfaatnya.”
“Apalagi di masa bonus demografi sekarang ini. Saya mewakili Bupati Solok, mengucapkan terima kasih kepada Semen Padang, IIP BUMN Sumbar dan FKIK-SP yang telah peduli pada angka stunting di Labuah Panjang,” katanya.
Kepala Dinas PPKBP3A Kabupaten Solok dr. Maryeti Marwazi juga mengapresiasi PT Semen Padang, IIP BUMN Sumbar dan FKIK-SP yang telah peduli terhadap angka stunting di Labuah Panjang.
Apalagi, bantuan tersebut diberikan secara komprehensif berupa PMT selama 6 bulan untuk 14 Baduta (Sebutan Anak di Bawah 2 Tahun) stunting dan 3 orang ibu hamil, serta bantuan penyediaan air bersih.
“Terima kasih Semen Padang, IIP BUMN Sumbar dan FKIK-SP yang peduli terhadap baduta stunting dan ibu hamil yang beresiko melahirkan anak stunting.
Bantuan ini, tentunya sejalan dengan Perpres No72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, dan Peraturan Kepala BKKBN No 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional, dimana salah satu program perioritasnya melalui inovasi BAAS,” katanya.
Pada kesempatan itu, Maryeti juga menyampaikan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di Kabupaten Solok. Kata dia, angka prevalensi stunting di Kabupaten Solok Tahun 2022 mengalami penurunan yang signifikan, yaitu 15,9 persen dari 40,41 persen.
Dan, penurunan yang signifikan ini tidak terlepas dari pemangku kebijakan dan juga mitra kerja sebagai BAAS.
Untuk itu, pihaknya menyampaikan dengan adanya kepedulian dari Semen Padang, IIP BUMN Sumbar, dan FKIK-SP, maka diharapkan pada tahun 2024 mendatang di Kabupaten Solok, khususnya di Nagari Labuah Panjang, angka stunting dapat turun lebih signifikan lagi.
“Kalau bisa, angka stunting di Labuah Panjang ini menjadi nol,” ujarnya.
Wali Nagari Labuah Panjang Marlison mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang, serta IIP BUMN Sumbar dan FKIK-SP yang peduli terhadap baduta stunting dan ibu hamil berpotensi melahirkan anak stunting, termasuk kepedulian terhadap kebutuhan air bersih di Labuah Panjang.
“Sudah 2 tahun kami kekurangan air bersih dan tentunya, bantuan ini sangat besar bermanfaatnya buat warga kami,” katanya.
Sementara itu, warga Labuah Panjang bernama Murnawilis (40) mengaku bersyukur bisa menerima bantuan PMT dari IIP BUMN Sumbar dan FKIK-SP. Karena, bantuan PMT ini sangat diharapkan untuk memenuhi kebutuhan gizi anaknya yang sekarang ini masih berusia 8 bulan. Padahal untuk anak normal, usia 8 bulan itu berkisar 6,3 kg sampai 10 kg.
“Sekarang ini anak saya berat badannya 5,10 kg. Masih di bawah normal. Mudah-mudahan dengan adanya bantuan PMT ini, bedan anak saya bisa bertambah sesuai usianya, termasuk tumbuh kembangnya. Terima kasih kepada ibu-ibu IIP BUMN Sumbar dan ibu-ibu FKIK-SP yang peduli kepada anak kami,” katanya.
Hal yang sama juga disampaikan warga Labuah Panjang lainnya bernama Yerni (38). Kata dia, semoga IIP BUMN dan FKIK-SP yang telah memberikan bantuan PMT untuk baduta stunting bisa menjadi ladang amal, begitu juga dengan PT Semen Padang yang telah membantu kebutuhan sarana dan prasarana air bersih untuk Labuah Panjang.
“Kami berharap, Semen Padang dan IIP BUMN Sumbar serta FKIK-SP jangan puas untuk memperhatikan kami. Karena, kami masyarakat Labuah Panjang sangat mengharapkan perhatiannya. Terima kasih bantuannya, Insya Allah berkah buat kami masyarakat Labuah Panjang,” kata Yerni. (rdr)